Suara.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Abhan mengatakan, di masa tenang pemilu pihaknya terus melakukan patroli. Hal itu dilakukan untuk memastikan agar tidak terjadi politik uang maupun pelangggaran kampanye di media sosial.
Menurut dia, dari hasil patroli, sejak tanggal 14 April hingga saat ini telah menerima beberapa aduan terkait dugaan adanya 'serangan fajar'. Pihaknya langsung merespon laporan tersebut.
"Soal money politic kami terus lakukan patroli. Yang melaporkan sudah beberapa dugaan money politic, sudah ditangani karena tertangkap oleh jajaran pengawas kami," ungkap Abhan usai menghadiri Rapat Koordinasi Kesiapan Akhir Pengamanan Tahapan Pemungutan Surat Pemilu 2019 di Gedung Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019).
Selain itu, kata Abhan, pihaknya turut melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam melaksanakan patroli siber di masa tenang pemilu. Sejak dilaksanakan tanggal 14 April pukul 00.01 WIB hingga tanggal 15 April pukul 00.00 WIB telah ditemukan tujuh pelanggaran kampanye.
"Tadi Menkominfo sampaikan ada tujuh (pelanggaran)," kata dia.
Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018 masa tenang pemilu berlangsung selama tiga hari menjelang hari pemungutan suara yakni tanggal 14 hingga 16 April 2019. Selama masa tenang, peserta pemilu dilarang melaksanakan kampanye.
Berita Terkait
-
9 Agenda Prioritas Penanganan HAM untuk Jokowi dan Prabowo, Ada soal LGBT
-
Bawaslu: 315 TPS di NTB Terindikasi Rawan Kecurangan
-
Liburan di Korea, Audi Marissa Curhat Hampir Tak Bisa Nyoblos
-
Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya Gelar Patroli Gabungan Amankan Pemilu 2019
-
Kasus Surat Suara Jokowi Tercoblos Masih Gelap, Bawaslu Temui PDRM
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram