Suara.com - Sistem ambang batas partai politik atau presidential threshold (PT) sebesar 20 persen dianggap merugikan regenerasi bangsa. Pasalnya sistem tersebut menghambat pergantian tampuk kepemimpinan dari tokoh senior ke tokoh usia muda.
Ketua KoDe Inisiatif Very Junaidi mengatakan sistem presidential threshold yang diterapkan pada Pilpres 2019 ini hanya memunculkan dua figur utama sebagai calaon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Menurut saya juga tidak menguntungkan bagi regenerasi bangsa ini. Nanti akan didominasi oleh kandidat tertentu saja, kita tidak punya banyak alternatif pilihan," ujar Very di kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/4/2019)
Very mengatakan, untuk memunculkan tokoh-tokoh baru sebagai calon pemimpin Indonesia pada pemilihan periode mendatang perlu adanya penurunan ambang batas tersebut.
Menurutnya sistem ambang batas tersebut dihilangkan menjadi nol persen agar setiap partai dapat mencalonkan wakilnya dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Siapa kemudian yang akan muncul? Ya tokoh-tokoh muda 2024. Oleh karena itu threshold-nya turun saja supaya apa nanti kita punya banyak tokoh-tokoh muda, calon-calon presiden kan lebih menarik," kata Very.
Untuk mewujudkan penghapusan sistem presidential threshold tersebut, Very mengatakan perlu adanya upaya dan dorongan dari para ketua partai melalui fraksinya di DPR.
"Cak Imin (Ketum PKB) harus dorong threshold-nya diturunkan supaya minimal PKB bisa mencalonkan sendiri, kita bisa punya tokoh dari PKB. Pak SBY harus dorong juga supaya AHY bisa maju," ujar Very.
Selain untuk memunculkan tokoh-tokoh baru dalam bursa pemilihan presiden. Penghapusan presidential threshold setidaknya juga dapat meredam konflik politik yang terpecah menjadi dua kubu, seperti pada Pilpres 2019.
Baca Juga: Djoko Santoso Sebut Prabowo Menang 80 Persen, TKN Beri Sindiran Menohok
"Karena dengan model threshold yang tinggi ini sebenernya itu juga mempengaruhi gesekan politik yang sekarang terjadi kan. Hanya ada dua kandidat calon presiden, akhirnya ada dua kubu dan itu menimbulkan gesekan yang sangat panas antara dua kubu dan dua pendukungnya," tutur Very.
Berita Terkait
- 
            
              Dilema Partai Koalisi Jokowi di Jambi: Kuat di Pileg, Loyo di Pilpres
 - 
            
              Debat Presidential Threshold 20 Persen, Mahfud MD Skakmat Andi Arief
 - 
            
              Mahfud MD Beri Jawaban Telak ke Andi Arief soal Presidential Threshold
 - 
            
              Wajah Bayi Ini Mirip Prabowo Subianto, Jarinya pun Tunjukkan 02!
 - 
            
              Yakin Prabowo Menang, Ferdinand: Pemenang Pemilu Ditentukan Penghitung
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 - 
            
              Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
 
Terkini
- 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!