Suara.com - Politikus Partai Gerindra Permadi dilaporkan ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Kamis (9/5/2019) malam gara-gara ucapannya yang menyebut kata 'revolusi'.
Pelapor adalah seorang pengacara bernama Fajri. Laporan bermula dari sebuah rekaman video yang beredar di situs berbagi Youtube dan dijadikan bukti untuk melaporkan Permadi.
Berdasarkan penelusuran SUARA.com, Jumat (10/5/2019), ada sebuah rekaman video yang diunggah oleh channel milik Muhammad Saleh pada Rabu (8/5/2019). Video itu diunggah dengan judul 'GNCP : Mbah Permadi " SIAP REVOLUSI " 8-5-2019'.
Dalam video tersebut, Permadi menyerukan revolusi. Menurut dia, persoalan kubu Prabowo Subianto melawan Joko Widodo tidak bisa diselesaikan dengan jalan perundingan maupun konstitusi, tapi dengan revolusi.
Permadi mengatakan Tuhan sedang menyaring manusia Indonesia. Menurut Permadi, ketika kedua kubu bertemu, pasti akan ada pertempuran. Korban pun, ujar Permadi, akan banyak yang berjatuhan.
"Kita sudah siap, sebagian rakyat sudah siap. Tapi saya ingatkan, musuh kita juga sudah siap. Siap mati mereka. Karena, jenderal yang mendukung Jokowi, kalau sampai Jokowi kalah, semua akan dipenjara dan akan dihukum mati. Jadi mereka dengan mengorbankan rakyat akan terus menganggu kita. Sekarang saya katakan, Tuhan sedang menyaring manusia indonesia. Seperti gabah den interi. Mana yang ikut angkara murka, mana yang ikut budi luhur," ujarnya.
"Sesudah terkristalisasi, pasti akan bertemu, bertempur! Korbannya sangat sangat banyak, tadi saya katakan apa yang dikatakan oleh bapak seluruhnya benar. tetapi tidak bisa diselesaikan dengan perundingan, dengan konstitusi, dengan apapun, kecuali dengan revolusi," kata Permadi.
Setelah Permadi mengucapkan kata revolusi, sejumlah orang yang berada di balik meja dan di ruangan tersebut riuh bertepuk tangan.
Permadi pun memastikan banyaknya korban karena revolusi tersebut. Dia kembali menegaskan bahwa tanpa revolusi, masalah di Indonesia tidak akan selesai.
Baca Juga: Silvio Escobar Berbagi Kisah Jalani Puasa Sebagai Seorang Mualaf
"Karena itu korban pasti besar. Kita harus satu pendapat. Ada pendapat yang ingin mengikuti konsitusi, tapi saya ingin rubahlah pendapat itu. Sudah saya katakan, tanpa revolusi, kita tidak akan menyelesaikan masalah di indonesia ini," kata Permadi.
"Masalah di Indonesia ini bukan Jokowi, bukan Luhut, bukan Megawati, tetapi di belakangnya, C**a dengan 2 miliar penduduk yang siap menyerbu Indonesia," ujar Permadi.
"Kalau saja undang undang dasar yang dibuat oleh Megawati dan Amien Rais yang mengamandemen, tidak dirubah kembali ke Undang-undang dasar asli, sebentar lagi presiden kita C**a. Separuh menterinya juga C**a yang penting-penting. Kita cuma kebagian menteri perempuan dan menteri yang tidak penting-penting," tambah Permadi.
"Dan dalam waktu 10 tahun, kita akan menjadi bangsa yang terjajah, seperti Aborigin di Australia, seperti Indian di Amerika. Karena itu tidak ada jalan lain kecuali revolusi dan jangan menghitung korban. Korban pasti besar. Kalau kita mau tidak ada korban, mundur saja," kata Permadi.
"Sangat parah, tapi itu kehendak Tuhan. Tuhan akan mendukung budi luhur, karena tentara Allah ada di pihak kita. Dan Tuhan akan membantu kita dengan bencana yang mahadahsyat, yang belum pernah terjadi di dunia ini untuk menghancurkan angkara murka," tambah Permadi.
"Begitu tanggal 22 diumumkan, pasti terjadi benturan. Apakah memenangkan Jokowi atau memenangkan Prabowo, sama pasti akan benturan, karena mereka juga siap untuk mati. Kita pun siap untuk mati. Para ulama dan para habib sudah menyatakan jihad," ucap Permadi disambut takbir sejumlah orang di ruangan itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis