Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan soal kebesaran hatinya saat menerima kekalahan dalam pertarungan politik. SBY mengatakan berbesar hati dalam menerima kekalahan itu menjadi nilai dan etika yang dijunjung tinggi olehnya beserta partai.
SBY mengungkapkan perihal kekalahannya menjadi wakil presiden terpilih 2001 silam. Saat itu ia harus kalah dari petarungnya Hamzah Haz yang melenggang ke panggung Pemilihan Presiden 2004 bersama calon presiden Megawati Soekarnoputri.
"Sekian jam kemudian setelah saya kalah, dengan didampingi Ibu Ani, saya menyampaikan pernyataan untuk menerima kekalahan itu, saya ucapkan selamat kepada wapres terpilih," kata SBY melalui rekaman video yang diputar di kediamannya Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2019).
"Selanjutnya saya minta para konstituen saya mendukung wapres terpilih pada Pemilu Legislatif 2014, di Cikeas saya menerima hasil Quick Count dan saya ucapkan selamat kepada tiga partai politik yang perolehannya di atas Demokrat," sambungnya.
Selain dirinya, adapun Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga bersikap kesatria saat menerima kekalahan di Pilkada DKI 2017 silam. Bahkan sebelum quick count atau hasil penghitungan cepat rampung dilakukan, AHY sudah menghubungi dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang lolos ke putaran berikutnya.
Pengalamannya dalam legowo menerima kekalahan itu pun masih dilakukan SBY pada Pemilu 2019. Meskipun dalam hasil pemilihan legislatif Partai Demokrat mengalami penurunan perolehan suara dari Pemilihan Legislatif 2014 lalu, namun SBY mengatakan bahwa dirinya harus tetap kesatria dalam menerima apapun itu hasilnya.
"Pascaquick Count Pilkada Jakarta, dia juga menerima kekalahannya, setelah sebelumnya menelefon dan mengucapkan selamat kepada pasangan yang menang. Memang banyak "cerita" mengapa AHY kalah dalam pemilihan gubernur kala itu, namun, secara kesatria AHY menerima kekalahan itu," ujarnya.
"Yang saya lakukan pada tanggal 21 Mei 2019 yang lalu hakikatnya sama, meskipun perolehan partai kita menurun dibandingkan Pemilu 2014 secara kesatria kita harus menerima hasil Pemilu itu," tandasnya.
Baca Juga: SBY: Ada yang Larang Pihak 02 Komunikasi dengan 01
Berita Terkait
-
Ferdinand Hutahaean Akui Jokowi dan Demokrat Punya Cita-cita yang Sama
-
Akui Menang Pilpres, SBY Ucapkan Selamat ke Jokowi
-
Jokowi Menang, Wartawan Asing Sebut Pemilu 2019 Paling Transparan Sedunia
-
Andi Arief Sebut SBY Sosok Penjamin Prabowo 1998 Silam, BPN Buka Suara
-
Andi Arief: Andaikan SBY Tak Paksa Prabowo Pulang dari Yordania
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar