Suara.com - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean meminta seluruh pihak untuk tidak kebakaran jenggot alias kelabakan, saat dirinya mengunggah tulisan di akun Twitter miliknya.
Tulisan itu dibuat oleh Anoman Obong dengan menarasikan soal akal sehat kubu Capres Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno yang telah mati.
"Bacaan menarik nih, nemu di group WA. Monggo silahkan baca, dilarang kebakaran jenggot," kata Ferdinand dalam akun Twitter @Ferdinand_Haean2 pada Sabtu (8/6/2019).
Dalam tulisan yang diunggah Ferdinand, kubu Prabowo – Sandiaga terlalu kaku dalam dunia politik.
Terutama ketika menilai Partai Demokrat yang kerap melakukan pertemuan dengan kubu tandingan dinilai telah berkhianat pada koalisi sendiri, yakni Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
"Politik yang elastis dinamis tentu menjadi Ielucon bila bicara kesetiaan dan bicara tak boleh berbeda atau mengkritik," demikian kutipan dari tulisan yang diunggah Ferdinand.
Tulisan itu sebenarnya menyoroti Agus Harimurti Yudhoyono, putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, yang dicibir karena kerap bertemu kubu Capres Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin.
"Mengingat koalisi adalah kerjasama politik, maka tentu AHY dan Demokrat tidak boleh dipaksa dan diatur hanya boleh ketemu siapa dan tidak boleh ketemu siapa. Demokrat itu berdaulat meski berkoalisi," ujarnya.
Tulisan yang diunggah Ferdinand membandingkan Demokrat yang dituduh berkhianat dengan perilaku kader-kader PKS.
Baca Juga: Demokrat Merasa Tak Lagi Berkoalisi dengan Prabowo - Sandiaga
PKS, menurut tulisan itu, menggunakan Prabowo – Sandiaga untuk mendongkrak naik perolehan suara partai pada Pemilu 2019.
"Bukankah itu penghianatan secara langsung dan terbuka dalam koalisi? Akhirnya Partai Berkarya jeblok tak Iolos ke Senayan dan Gerindra yang punya Capres, Cawapres serta Ketua Tim Sukses hanya meraih 11 persen tak jauh beda dengan partai menengah lainnya," tulisnya.
Tag
Berita Terkait
-
Prabowo: Saya Kenal Ani Yudhoyono Sejak Remaja, Dia Setia kepada SBY
-
Pernah Mau Jenguk Ani Yudhoyono Tapi Urung, Prabowo Minta Maaf ke SBY
-
Prabowo di Austria? Titiek Soeharto: Enggak Laporan ke Saya Pergi ke Mana
-
Tokoh Pendukung Prabowo Banyak Dipenjara, Amien Rais: Ya Wajar
-
Terungkap! Ini Dia Sosok Orang Rusia di Rombongan Prabowo ke Dubai
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Kabar Gembira! Utang BPJS 23 Juta Orang Bakal Lunas, Cak Imin Umumkan Pemutihan Iuran di 2025
-
'Keramat', Nasib Sahroni hingga Uya Kuya Ditentukan di Sidang MKD Hari Ini, Bakal Dipecat?
-
MKD Gelar Sidang Putusan Anggota DPR Nonaktif Hari Ini, Uya Kuya Hingga Ahmad Sahroni Hadir
-
Identitas 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Diumumkan Besok, Polda Undang Keluarga Reno, Ada Apa?
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu