Suara.com - Tim Hukum Prabowo-Sandiaga menilai keterangan Marsudi Wahyu Kisworo, ahli IT Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam lanjutan sidang gugatan Pilpres di MK tidak berarti apa-apa.
Marsudi menjadi satu-satunya yang dihadirkan kubu KPU pada persidangan keempat Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU), hari ini.
Saat persidangan, Marsudi membahas ihwal Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng). Menurut anggota Tim Hukum Prabowo-Sandiaga, Luthfi Yazid, Marsudi tidak berperan jauh dalam pelaksanaan Situng.
Sebab, Marsudi dikatakan Luthfi hanya berperan sebagai arsitek atau perancang Situng. Menurutnya yang bisa bicara lebih jauh mengenai Situng adalah pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Situng.
"Ahli yang dihadirkan tidak jelaskan apa-apa, hanya membangun sistem IT tapi mereka tak bertanggungjawab," ujar Luthfi di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (20/6/2019).
Luthfi menganggap seharusnya KPU bisa menjelaskan mengenai kedalaman dan keamanan Situng sesuai dengan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Namun KPU disebut Luthfi justru kerap kali mengelak.
"Menurut UU ITE Pasal 15 harus dijamin keamanan dan kedalaman, mereka sama sekali tak bisa jelaskan, dalam risalah hakim bilang bahwa KPU ngeles mulu," jelas Luthfi.
Ahli yang dihadirkan tim hukum Prabowo-Sandi pada sidang sebelumnya dianggap Luthfi lebih baik daripada Marsudi. Marsudi disebut Luthfi memberikan penjelasan yang tidak jelas.
"Berbeda dengan ahli yang kami hadirkan, mereka bisa membuktikan secara scientific bahwa terjadi data siluman dan lain-lain. Harusnya KPU bisa berikan counter, jawaban ahli mereka banyak kata mungkin, banyak kata tak pasti, amanat konstitusi tak bisa dijalankan KPU," pungkas Luthfi.
Baca Juga: Ahli IT KPU Beberkan Kekurangan Situng di Sidang Sengketa Pilpres 2019
Berita Terkait
-
Mahfud Sebut Digital Forensik Tak Bisa Jadi Bukti Klaim Prabowo Menang
-
Lebih Cepat, Sidang Sengketa Pilpres 2019 Keempat Cuma Tiga Jam
-
Ahli IT KPU Beberkan Kekurangan Situng di Sidang Sengketa Pilpres 2019
-
Masalah soal Input Data Situng, Ahli IT KPU: Hanya Kesalahan Manusiawi
-
Sindir Saksi Prabowo, Ahli IT: Tak Perlu Robot, Pelajar Bisa Buka Situng
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Parung Panjang Memanas! Warga Adang Truk, Dishub Dituding Lakukan Pembiaran
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai