Suara.com - Bagi warga Jambi, penambangan minyak liar bukanlah hal baru. Khususnya di kawasan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Mirisnya, tak hanya beroperasi di lahan warga, akan tetapi aktivitas penambangan liar itu juga menjajah lokasi Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifuddin.
Dikutip dari laman Metro Jambi (jaringan Suara.com), dari pantauan di lapangan, kondisi Tahura tersebut kini semakin memprihatinkan. Bagaimana tidak, sekitar 200 hektare dari 30 ribu hektare lahan Tahura disebut telah dikuasai mafia minyak untuk melakukan pengeboran secara ilegal.
Hal ini sesuai dengan hasil mapping (pemetaan) yang dilakukan oleh tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batanghari, TNI, SPORC Provinsi Jambi, Brigade Harimau, PT KBP dan PT PBMSJ di lokasi Tahura yang terdampak penambangan minyak ilegal atau ilegal drilling pada Sabtu (22/6) lalu.
Kondisi di lokasi tampak memprihatinkan di wilayah tahura tersebut. Sumur minyak semakin menjadi, tiang-tiang rig pengeboran sumur berjejer.
Bukan hanya bau menyengat, tanah dan sungai- sungai kecil yang ada di lokasi itu tampak telah tercemar paparan minyak. Bahkan pantauan dari udara pun terlihat jelas, terdapat sungai yang telah berubah menjadi hitam akibat tumpahan minyak dari sumur ilegal tersebut.
Saat tim melakukan mapping, tak ada satupun aktivitas dari penambang yang ada di sekitar wilayah Tahura maupun di luarnya. Setelah diselidiki ternyata para pekerja drilling hanya stop sementara dikarenakan adanya kabar akan dilakukan razia oleh polisi.
Hal ini seperti apa yang disampaikan warga sekitar bernama Iman.
"Iya sudah lama sepi, sejak tanggal 10 sudah sepi di sini. Jualan kami juga turun," kata Iman yang juga berjualan di wilayah Tahura tersebut.
Iman sempat mengeluh dengan kondisi saat itu, karena dagangannya sepi pembeli.
"Biasanya pemasukan sampai satu juta, tapi sekarang sepi. Orang pada pulang, kabarnya ada razia," katanya.
Baca Juga: Sumur Minyak Ilegal Terbakar di Jambi, Satu Orang Tewas
Iman menjelaskan, bahwa air di sekitar telah berbau minyak. Oleh sebab itu warga sekitar terpaksa membeli air untuk keperluan sehari-hari.
"Karena air di sini sudah bau minyak. Jadi tidak bisa dimasak lagi. Saya jual Rp 10 ribu per galon," ujarnya lagi.
Pantauan di luar kawasan Tahura pun sama, tampak rig serta tenda biru dan kuning milik para pekerja masih berdiri kokoh. Ratusan galon, drum dan tedmon berisi minyak pun telah menjadi pemandangan yang biasa.
Salah satu danau merah di Desa Pompa Air turut tercemar. Airnya berminyak sehingga tak bisa digunakan sama sekali. Padahal, danau itu semulanya merupakan sumber mata air bersih warga. Bahkan, terdapat ikan-ikan yang bisa dimanfaatkan.
Pencemaran lingkungan akibat tambang minyak liar juga dirasakan oleh Robi, karena dia mengakui air ditempatnya tidak bisa digunakan lagi.
"Kami beli terus air, mandi, untuk minum masak beli terus. Sudah lama sejak tahun lalu kami beli air terus," ujarnya.
Berita Terkait
-
Ketua DPC PPP Batanghari Meninggal Usai Duel dengan Perampok
-
Pacar Dibekuk, Video Syur Jilbab Pink Ternyata Dibuat di Danau Kerinci
-
Nikah 32 Kali, Ibu Rumah Tangga Tewas Dipukul Batu Ulek oleh Suami ke-30
-
Dibunuh Sang Mantan, Jasad Emak-emak Ditemukan Membusuk di Kontrakan
-
Bobol Saluran Air, 3 dari 4 Napi Lapas Sungai Penuh yang Kabur Ditangkap
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar