Suara.com - Badan Pengawas Pemilu RI tengah melakukan evaluasi terkait penyelenggaraan Pemilu 2019. Evaluasi itu dinilai harus dilakukan, mulai dari sistem Pemilu di luar hingga distribusi logistik Pemilu.
Anggota Bawaslu RI Rahmat Bagja mengungkapkan, salah satu yang perlu dievaluasi terkait Pemilu di luar negeri yakni penggunaan tempat pemungutan suara (TPS) dan waktu penyelenggaraan.
Menurutnya, jika melihat sistem Pemilu di luar negeri beberapa negara lebih mendahulukan Pemilu di luar negeri, misalnya pencoblosan bisa dilakukan pada satu atau dua minggu sebelum hari pemungutan suara.
"Misalnya apakah di luar negeri masih pas pake TPS. Kemudian penyelenggaraan, apakah emang harus satu hari, apa bisa dilaksanakan dua atau tiga hari. Karena exhausted-nya pada saat itu kalau kita berkaca pada Pemilu tahun ini, ini Indonesia paling hebat ya diakui dunia, bahwa kita menyelenggarakan Pemilu satu hari dalam satu waktu," kata Bagja, di Jakarta, Senin (1/7/2019).
Kedua, kata Bagja, yang perlu dievaluasi ialah terkait penguatan peran Sentra Gakkumdu.
Bagja menuturkan, pihaknya kerap merasa kesulitan lantaran selain sebagai pihak yang mengawasi Pemilu, Bawaslu RI juga turut mengadili pelangggaran Pemilu.
"Bawaslu kadang-kadang dalam memutus, dianggap, kan kita mengawasi agak sulit juga mengawasi dan mengadili. Pelanggaran administratf, yang mengawasi Bawaslu, yang melaporkan Bawaslu sebagian besar. Jadi apakah itu pas. Jadi nanti agak rancu, dia yang nuntut dia juga yang adili," ujarnya.
Sementara, permasalahan terkahir yang sangat disoroti Bawaslu yakni prihal distribusi logistik Pemilu.
Ia menyebut keterlambatan logistik Pemilu 2019 di beberapa wilayah membuat banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan pengawas TPS kesulitan.
Baca Juga: Hakim MK Tolak Lagi Dalil Kubu Prabowo: Situng Bukan Data Final Pemilu 2019
"Kami sempet cerita KPU Jawa Barat membongkar logistik tiga hari sebelum (pemungutan suara) karena logistik sudah dipack sesuai DPT. Kemudian DPT berubah, pack nya kan berubah," kata dia.
"Makanya kesulitan, di Jawa Barat jadi PSU (pemungutan suara ulang), dan PSL (pemungutan suara lanjutan). Kritikan kami itu sekarang, perbaikan logistik ke depan," lanjut Bagja.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional