Suara.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menandatangani undang-undang baru anti-pelecehan seksual, yang mampu menjerat orang-orang berperilaku tak sopan di tempat umum.
Menurut undang-undang itu, pelecehan seksual berbasis gender dilarang di semua tempat umum, termasuk jalan, tempat kerja, tempat rekreasi, dan kendaraan umum.
Dikutip Suara.com dari BBC.com, Selasa (16/7/2019), beberapa pelanggaran yang disebutkan antara lain bersiul atau berkedip untuk menggoda, meraba, menguntit, dan mengungkapkan hinaan yang berbau misogini, transfobia, homofobia, atau seksis.
Undang-undang ini juga melarang pelecehan seksual berbasis gender secara online, termasuk ancaman fisik, psikologis, dan emosional, yang dilakukan baik di hadapan umum maupun melalui pesan pribadi.
Jika terbukti bersalah, berdasarkan Safe Spaces Act, pelaku akan dijatuhi hukuman enam bulan penjara dan denda hingga 500 ribu peso atau setara Rp 136,8 juta.
Duterte sebenarnya telah menandatangani undang-undang itu pada April, tetapi baru diumumkan ke masyarakat pada Senin (15/7/2019).
Meski begitu, kebijakan Duterte itu dikritik oleh party-list Gabriela—partai perempuan berhaluan Maois di parlemen Filipina.
Dalam pernyataan resmi Gabriela, justru Duterte sendirilah orang yang paling berani melanggar undang-undang tersebut.
"Dia (Duterte ) adalah penyebar utama budaya merendahkan dan mengobjektifikasi wanita, dan mendorong banyak orang untuk berbuat tak sopan, menghina secara seksual, dan bahkan membuat aparat berseragam tak menghormati wanita."
Baca Juga: Geger! Presiden Filipina Rodrigo Duterte Mengaku Dulu Seorang Gay
Duterte berulang kali menuai kontroversi karena pernyataan provokatifnya tentang wanita.
Awal tahun lalu, dia mengaku pernah melakukan pelecehan seksual terhadap seorang ART ketika masih remaja, meskipun kemudian juru bicaranya mengklaim bahwa cerita Duterte itu hanyalah karangan.
Duterte juga memicu kecaman setelah mencium bibir seorang pekerja Filipina di luar negeri di hadapan publik.
Selain itu, ia juga pernah menyuruh tentara Filipina untuk menembak perempuan komunis yang memberontak tepat di vagina, serta sejumlah kontroversi lainnya.
Berita Terkait
-
Guru Olahraga Cabuli Turis Asing, Pelaku Justru Salahkan Korban
-
Duh, Selebgram Ini Ditangkap Polisi Gara-Gara Pelecehan Seksual
-
Sukses Sebelum Usia 30 Tahun, Begini Kisah Pendiri Aplikasi Kencan 'Bumble'
-
Masturbasi di Jumpa Penggemar Artis Korea, Pria Ini Langsung Diciduk Polisi
-
Heboh Kasus Galih Ginanjar, Kenali Jenis Pelecehan Seksual Non Fisik
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Malam Tahun Baru di Jakarta, Dishub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Ancol, Kota Tua, hingga TMII
-
Gubernur Banten: Tingkat Pengangguran Masih Tinggi, Penataan Ulang Pendidikan Vokasi Jadi Prioritas
-
Perayaaan Tahun Baru di SudirmanThamrin, Pemprov DKI Siapkan 36 Kantong Parkir untuk Warga
-
Kaleidoskop DPR 2025: Dari Revisi UU Hingga Polemik Gaji yang Tuai Protes Publik
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu