Suara.com - Mantan Ketua DPR Setya Novanto memelihara berewok sebagai kenang-kenangan dari lembaga pemasyarakatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Kebanyakan napi di Gunung Sindur adalah teroris.
Setya Novanto (Setnov) yang saat ini sudah kembali menghuni lembaga pemasyarakatan (lapas) Sukamiskin itu tampil berbeda dengan berewok yang tumbuh dari pipi hingga dagunya. Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu diketahui sempat menjalani hukuman di lapas Gunung Sindur selama sebulan yaitu pada 14 Juni - 14 Juli 2019.
"Iya ini (berewok) karena di sana semua teroris, sebagai kenang-kenangan," kata Setya Novanto seraya tertawa di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (12/8/2019).
Setnov dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) KPK sebagai saksi untuk terdakwa Direktur Utama PT PLN non-aktif Sofyan Basir yang didakwa memfasilitasi pertemuan antara anggota Komisi VII dari Partai Golkar DPR Eni Maulani Saragih, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham dan pemilik saham Blackgold Natural Resources Limited (BNR Ltd) Johannes Budisutrisno Kotjo untuk mempercepat kesepakatan proyek Independent Power Producer (IPP) PLTU Mulut Tambang RIAU-1 dengan imbalan Rp4,75 miliar untuk Eni dan Idrus.
Setya Novanto dipindahkan ke lapas Gunung Sindur dari lapas Sukamiskin, Bandung karena ketahuan berpelesir ke toko bangunan mewah di Padalarang, Bandung Barat dan mengelabui petugas pengawalan yang saat itu tengah mengawalnya melakukan pengobatan ke RS Santosa Bandung.
Lapas Gunung Sindur adalah lapas dengan keamanan super ketat dan didiami oleh sejumlah napi teroris termasuk Abu Bakar Ba'asyir yang divonis 15 tahun penjara karena terbukti menjadi perencana dan penyandang dana pelatihan kelompok bersenjata di pegunungan Jantho, Aceh pada 2010.
Selama sebulan di lapas Gunung Sindur, Setnov mengaku melakukan sejumlah kegiatan keagamaan.
"Ya kalau di Gunung Sindur itu ya saya bersyukur bisa satu bulan penuh. Saya hanya satu jam saja itu, istilahnya di hari ke-11 saya bisa angin-angin, hanya satu jam, terus di hari ke-15 bisa di masjid dan saya bersyukur yang tadinya saya baca Al Quran terbata-bata, akhirnya di sana bisa khatam mencapai 16 juz, saya bersyukur," ungkap Setnov.
Setnov pun meyakinkan wartawan yang mewawancarainya bahwa berewok yang ia miliki asli.
Baca Juga: Bak Elvis Presley, Begini Penampilan Baru Setya Novanto dalam Sidang
"Berewok ini asli," ucap Setnov.
Tidak lupa Setnov sempat untuk memberikan hewan kurban pada hari raya Idul Adha pada Minggu (11/8/2019).
"Kemarin kurban, ada sapi, kambing, ada dua ekor," ungkap Setnov.
Sedangkan saat kembali ke lapas Sukamiskin, Setnov mengaku berguru ke mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Luthfi Hasan Ishaaq adalah terpidana korupsi kasus impor daging sapi.
"Ada guru spritual, ada itu Pak LHI (Luthfi Hasan Ishaaq) PKS, banyak belajar di sana untuk memperdalam agama jadi untuk bisa khatam dan terus memperdalam keagamaan, bersyukurlah saya," tutur Setnov.
Setnov adalah narapidana yang dijatuhi vonis 15 tahun penjara ditambah denda Rp 500 juta subsider tiga bulan kurungan ditambah kewajiban pembayaran uang pengganti 7,3 juta dolar AS karena terbukti melakukan korupsi dalam pengadaan KTP elektronik tahun anggaran 2011-2013.
Sedangkan LHI adalah terpidana 18 tahun dan denda Rp1 miliar subsider 6 bulan kurungan ditambah dengan pencabutan hak politik dalam perkara korupsi pemberian suap untuk pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan tindak pidana pencucian uang. (Antara)
Berita Terkait
-
Ditahan di Lapas Gunung Sindur, Setnov Klaim Sudah Lancar Baca Al Quran
-
Di Penjara, Koruptor Daging Sapi Eks Presiden PKS Jadi Guru Ngaji Setnov
-
Setnov Tampil Brewokan saat Bersaksi di Sidang Sofyan Basir
-
Disebut Bakal Dapat 6 Juta Dollar AS dari Proyek PLTU, Setnov Baru Tahu
-
Bak Elvis Presley, Begini Penampilan Baru Setya Novanto dalam Sidang
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara