Suara.com - Jaringan Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (Safenet) menilai, penutupan akses internet di Papua berdampak pada persoalan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan di sana.
"Terlalu fokus pada persoalan keamanan , tapi tidak memperhatikan persoalan yang muncul saat internet dimatikan," tegas Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto kepada Jatimnet.com—jaringan Suara.com, Jumat (30/8/2019).
Salah satu yang terdampak adalah persoalan usaha mikro kecil dan menengah berbasis dalam jaringan (daring) yang lumpuh akibat pembatasan tersebut.
"Perusahaan bisnis terutama yang berbasis digital sangat terdampak, terutama yang berkaitan dengan lalu lintas dokumen yang harus dikirim lewat surat elektronik atau email," ungkap Damar.
Selain itu di sektor pendidikan, pihaknya menyebut pelayanan administrasi registrasi mahasiswa di sejumlah kampus di Papua terhambat.
"Mahasiswa banyak yang mendaftar di Universitas Terbuka (UT). Saat ini adalah masa registrasi. Akibat dari pemblokiran internet adalah mereka tidak bisa mengirim data," jelasnya.
Damar menyebut pula layanan BPJS Kesehatan tidak dapat diakses seperti biasanya, warga yang berobat harus bayar tunai walaupun sudah ditanggung. "Akses BPJS dan transaksi melalui ATM terputus," tegasnya.
Ia menuturkan, pemutusan akses Internet di Papua bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Ia mencontohkan studi yang dilakukan di India Februari 2019, dengan melakukan pemblokiran internet, kekerasan semakin meningkat dan dampak riil masyarakat semakin meluas.
"Alasannya, pelaku kekerasan akan merasa bebas bergerak tanpa pengawasan. Sementara masyarakat yang seharusnya bisa menghindar dari konflik justru tidak bisa karena kurang informasi," tambahnya.
Berita Terkait
-
Jokowi Diminta Kumpulkan Tokoh Adat Papua, Bicara dari Hati ke Hati
-
Wiranto Janji Akan Tarik Pasukan TNI dan Polri dari Papua
-
Kapolres Jayapura Klaim Aparat Ikut Kena Blokir Internet dan Telepon
-
Wiranto: TNI ke Papua Bukan untuk Represif dan Tembaki Rakyat
-
Di Kantor KSP, Kepala Suku Besar: Presiden Tolong Kumpulkan Orang Papua
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
Konflik Yalimo Pecah Gegara Ucapan Rasis, Kemensos Siapkan Sembako dan 100 Babi untuk Pesta Damai
-
Dugaan Perubahan Riwayat Pendidikan Gibran, Pengamat: Skandal Besar yang Bisa Guncang KPU!
-
Fakta Baru Suami di Cakung Bakar Istri Hidup-hidup: MA Ditangkap saat Nge-fly Narkoba di WC
-
Indonesia Siap Berkontribusi Nyata Lawan Perubahan Iklim, Begini Caranya!
-
Prabowo Desak Akhiri Konflik Palestina-Israel: Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian!
-
Prabowo Desak Dunia Akui Palestina: Janji Indonesia Siap Akui Israel
-
Tutup Pintu Damai, Ridwan Kamil Pilih Tak Hadir Saat Mediasi dengan Lisa Mariana di Bareskrim
-
Tak Hanya Obat Palsu, BPOM Perketat Pengawasan Kosmetik dan Skincare Ilegal
-
Kepala BPOM Jawab Surat Terbuka Nikita Mirzani : Siap Jadi Saksi, Asal Diminta Hakim
-
Harta Wahyudin Moridu Minus Rp 2 Juta, KPK Ingatkan Pejabat Jujur LHKPN