Suara.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu merasa heran dengan banyaknya permintaan dari berbagai pihak agar pemerintah segera menarik pasukan TNI-Polri di Papua dan Papua Barat.
Ia mengatakan, penarikan pasukan dari Bumi Cendrawasih sangat berisiko tinggi.
Mengutip pernyataan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri saat datang ke Papua, Rymizard menyebutkan ketidakhadiran TNI justru bisa menjadi bumerang bagi kedulatan NKRI.
"Masih segar ingatan saya, pernyataan dari Bu Mega pada tahun 2004, dia berkunjung ke Papua, satu kali TNI ditarik dari Papua, besok Papua merdeka. Ini yang jadi acuan kita karena banyak sekali orang yang menyuruh-nyuruh tentara pulang, ini ada apa maksudnya?" kata Ryamizard saat memberi keterngan terkait Papua di hadapan Komisi I DPR RI, Kamis (5/9/2019).
Ryamizard berujar, TNI merupakan benteng pertahanan dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Oleh karena itu, jika sudah ditugaskan, maka TNI akan melakukan perlawanan kepada siapa saja pihak yang jelas-jelas merupakan musuh negara.
"Bila masuk sudah dalam ranah keselamatan bangsa, itu akan mengganggu keamanan negara sehingga sudah jadi tugas TNI sebagai alat keamanan negara. Perlu kita ketahui, kalau TNI melaksanakan tugasnya, maka tak ada kompromi dan musuh negara harus dihancurkan," kata Ryamizard.
Dalam paparannya, ia turut menyampaikan beberapa bentuk ancaman terhadap kedaulatan Indonesia. Ancaman itu, kata Ryamizard terbagi menjadi tiga bentuk yakni ancaman belum nyata, ancaman nyata, dan ancaman sangat nyata.
"Ini ancaman terorisme dan radikalisme, dua pemberontakan separatisme, narkoba dan bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan, dan lain-lain. Ancaman nyata pada poin 1 sampai 4 akan berulang dan berulang terus, ini harus jadi perhatian kita bersama," katanya.
"Dan ancaman ketiga yang paling berbahaya adalah ancaman mindset seluruh rakyat negara Indonedia yang berusaha memecah belah yakni ancaman terhadap Pancasila."
Baca Juga: Menhan: Ada ISIS dan West Papua Army di Kelompok Pemberontak Papua
Berita Terkait
-
Menhan: Ada ISIS dan West Papua Army di Kelompok Pemberontak Papua
-
Wiranto soal Benny Wenda: Dari Raibnya Status WNI sampai Buronan Interpol
-
Menteri Retno soal Seruan Referendum Papua: Red Line Bagi Kita Semua
-
Kapolda Jambi Kirim Lagi Pasukan ke Papua: Awali dengan Doa, Jangan Takabur
-
Menhan Tuding KKB Tunggangi Demonstrasi di Papua
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram
-
Rawan Tumbang Saat Hujan Deras, Pemprov DKI Remajakan Puluhan Ribu Pohon di Jakarta
-
APBD Dipangkas, Dedi Mulyadi Sebut ASN Jabar Bakal Puasa Tahun Depan