Suara.com - Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi kembali menjadi sasaran aksi demonstrasi, Senin (16/9/2019). Massa menuntut Agus Rahardjo Cs—pemimpin KPK jilid IV, mundur.
Namun, saat ditanya jurnalis tentang siapa saja pemimpin KPK, massa aksi banyak yang tak mengetahuinya.
Salah satunya Yanti. Ia mengakui tak mengetahui siapa yang dituntutnya untuk mundur. Ia menuturkan, ikut demonstrasi karena diajak.
"Enggak tahu siapa (pimpinan KPK)," tutur Yanti saat ditemui di tengah-tengah aksi di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Yanti menuturkan telah dua kali ikut aksi demonstrasi di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Sabtu (14/9) pekan lalu, Yanti mengaku ikut aksi demonstrasi mendukung revisi Undang-Undang KPK.
Hanya, Yanti mengatakan tidak pernah mengetahui apa yang menjadi tuntutan dari aksi yang diikutinya itu. Yanti mengaku ikut aksi lantaran diajak.
"Saya juga enggak tahu (tuntutannya) saya cuma diajak saja," ungkapnya.
Kendati begitu, Yanti mengklaim tidak beri imbalan. Bahkan untuk uang makan sekali pun, tak ada.
"Enggak ada, enggak ada," ucap Yanti seraya tersenyum malu.
Baca Juga: Terpilih Lagi jadi Pimpinan KPK, Alex Marwata: Bagus Kalau Kami Diragukan
Untuk diketahui, sekelompok massa yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli KPK, Himpunan Aktivis Millenial dan Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2019).
Mereka mendesak agar pimpinan KPK Jilid IV Agus Rahardjo Cs mengundurkan diri dari jabatan dan Novel Baswedan dipecat.
Aksi demonstrasi yang telah berlangsung sejak pukul 14.00 WIB kekinian pun masih berlangsung. Sementara aparat kepolisian dan unit kendaraan taktis water canon serta baracuda telah disiagakan untuk mengantisipasi bila terjadi kericuhan.
Berita Terkait
-
Mantan Pimpinan KPK Minta DPR Perkuat Pemberantasan Korupsi
-
Jubir: Kami Percaya Jokowi Takkan Membiarkan KPK Lumpuh Apalagi Mati
-
Jokowi Diprotes Aktivis Antikorupsi, Gerindra: Sekarang Baru Menyesal Kan
-
Jokowi Hampir Bertemu Pimpinan KPK, Tapi Ditunda karena Sibuk
-
Jokowi: Pemerintah Sedang Bertarung Memperjuangkan Substansi RUU KPK
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal