Suara.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai ikatan mahasiswa, diantaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) tiba di kawasan Patung Arjunawiwaha atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2019). Mereka menolak penyelesaian konflik di Papua dengan cara militer.
“Rencana kita nanti long march ke Istana. Tapi jalan sudah ditutup di Patung Kuda. Rencananya ratusan, ini baru massa dari Bandung dan sekitarnya, 50 orang dari KAMMI Jawa Barat,” ujar Wahid Ihwan, koordinator KAMMI Jawa Barat.
Wahid mengatakan aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan sejumlah kritikan, termasuk cara pemerintah yang dinilai lambat dalam menangani kebakaran hutan.
Hal senada juga disampaikan Ketua Departemen Kaderisasi Pimpinan Pusat KMHDI, I Gede Hendra Juliana. Menurut dia, pemerintah hanya menangkap pelaku kecil, bukan pelaku utama.
Selain kebakaran hutan, Gede juga mengatakan aksi tersebut menyuarakan persoalan di Papua yang penyelesaiannya dirasa tidak kelas.
“Pemerintah masih menyelesaikan dengan cara militer, padahal bisa demokratis,” ujar Gede.
Tidak hanya itu, KMHDI juga meminta pemerintah untuk meninjau kembali RKUHP.
“Walaupun sudah ditunda pengesahannya, kami meminta pemerintah untuk meninjau kembali karena banyak sekali undang-undang yang tidak demokratis. Pasal penghinaan presiden dihidupkan kembali, ini bertentangan dengan demokrasi,” ujar dia.
KMHDI juga menagih janji presiden untuk menyelesaikan kasus korupsi dan mendesak KPK menyelesaikan kasus mega proyek.
Baca Juga: Demo Buruh di DPR Selesai, Massa Tak Jadi ke Istana
“Aksi bersama ini kita akan menuju Istana, mengepung Istana. Kalau hari ini tidak diberikan akses memberikan suara, berarti presiden benar-benar anti-kritik,” ujar Gede. (Antara)
Berita Terkait
-
Menhan: Demonstrasi Boleh, Yang Tidak Boleh Itu Kasih Uang
-
Polisi Tangkap Pembuat Percakapan WAG Anak STM, Pukul 13.00 WIB Dirilis
-
Dituding Jadi Dalang Rusuh di Papua Barat, Begini Jawaban KNBP
-
Maaf Gubernur Papua untuk Perantau Minang Atas Insiden Rusuh di Wamena
-
Tanggapi Demo Mahasiswa, Menristekdikti: Berpendapat Tak Harus di Jalan
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Dibully Mahasiswa Unud usai Tewas, Polisi Telusuri Isi HP dan Laptop Timothy Anugerah, Mengapa?
-
Dituding Sebar Fitnah soal NCD, Dirut CMNP Dilaporkan MNC Asia Holding ke Polda Metro Jaya
-
Ledek Kubu Roy Suryo Cs? Pentolan ProJo usai Jokowi Pamer Ijazah: Tanya Mas Roy Sajalah
-
Viral Karyawan SPPG MBG Jadi Korban Pelecehan, Terduga Pelaku Keluarga Anggota TNI?
-
Siswa Sekolah Rakyat Diam-diam Surati Prabowo, Seskab Teddy Bongkar Isi Suratnya!
-
Ketua DPD RI Ajak Pemuda Parlemen Berpolitik Secara Berkebudayaan dan Jaga Reputasi
-
Diawasi DPR, UI Jamin Seleksi Calon Dekan Transparan dan Bebas Intervensi Politik
-
Kala Legislator Surabaya Bela Adies Kadir dari Polemik 'Slip Of Tonge', Begini Katanya
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945