Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan alias KontraS, menilai lima tahun kepemimpinan Presiden Jokowi gagal menyelesaikan kasus pelangggaran berat hak asasi manusia.
Padahal, penyelesaian kasus pelangggaran HAM berat tersebut menjadi salah satu janji politik Jokowi pada periode kepemimpinan 2014 - 2019.
Kepala Divisi Pemantau Impunitas KontraS, Dimas Bagus Arya menuturkan, saat terpilih pada periode pertama, Jokowi telah memasukkan agenda penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat dalam Nawacita.
Ketika, itu Jokowi berjanji menyelesaikan beberapa kasus pelangggaran HAM berat masa lalu yakni korban kerusuhan Mei 1998, Tragedi Trisakti, Semanggi 1 dan 2, penghilangan paksa, Talangsari 1989, Tanjung Priok 1984, dan Tragedi 1965.
Namun, hingga mengakhiri masa jabatannya pada periode pertama, Jokowi tidak menepati janjinya itu.
Dimas menilai tidak ada satu pun langkah konkret yang dilakukan Jokowi dalam periode pertama menjabat presiden untuk menyelesaikan kasus pelangggaran HAM berat masa lalu.
"Dari ke enam kasus itu, Pak Jokowi dalam periode pertama kepemimpinannya, tidak ada satu pun langkah-langkah konkret untuk mewujudkan dan implementasikan janji politik tersebut," kata Dimas saat jumpa pers di Kantor KontraS, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).
Selain itu, selama lima tahun kepemimpinan pada periode pertama, KontraS menilai kebijakan pemerintah Jokowi tidak mencakup frasa keadilan.
Hal itu, kata Dimas, sangat bertentangan dengan Nawacita Jokowi dalam menyelesaikan kasus pelangggaran HAM berat masa lalu.
Baca Juga: Santer jadi Jaksa Agung, KontraS Menyoal Nyali Mahfud MD Usut Kasus HAM
"Kita sama-sama cek, kebijakan untuk penyintasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu yang dicap berkeadilan seperti tertulis dalam Nawacita itu gagal dipenuhi oleh rezim Jokowi - JK selama periode 2014-2019," tegasnya.
Berita Terkait
-
Jokowi Resmi Jadi Presiden, Aldi Taher Ingin Hadiahi Parfum
-
Nadiem Makarim Mundur untuk Masuk Kabinet, Gojek Bangga
-
Dari Panggung Asian Games 2018 ke Istana, Ini Profil Lengkap Wishnutama
-
Wishnutama Bakal Jadi Menteri, Bagaimana Karakter Lelaki Berzodiak Taurus?
-
Soroti Pidato Jokowi, YLBHI: Hukum, Demokrasi dan Anti Korupsi Hilang
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?