Suara.com - Fraksi PSI di DPRD Jakarta belakangan mengungkap Anggaran janggal seperti pengadaan lem aibon Rp 82 miliar oleh Pemprov DKI ke media sosial. Fraksi Gerindra lantas menganggap tindakan PSI itu genit.
Gerindra menilai setelah hal tersebut terungkap membuat polemik soal anggaran memanas di tengah masyarakat. Padahal, dokumen Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran (KUA-PPAS) 2020 itu tengah dalam pembahasan di DPRD.
Ketua DPD Gerindra Jakarta Mohamad Taufik menilai PSI juga terlalu mencari perhatian. Menurutnya anggaran yang jumlahnya fantastis dengan keperluan yang janggal sudah terjadi setiap tahunnya.
"Sebenarnya enggak ada yang istimewa cuma genitnya saja yang buat saya harus dikurangi dikit. Enggak apa genit boleh, enggak ada masalah," kata Taufik saat ditemui digedung DPRD Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Menurut Taufik, saat masa Gubernur era Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, anggaran yang lebih janggal dari lem aibon juga pernah ditemukan. Namun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait langsung dipanggil DPRD untuk klarifikasi.
"Dulu temuan ini juga ada. Dulu saya temukan selisih Rp 1,2 triliun tapi saya enggak buka ke publik," tuturnya.
Meski menemukan anggaran janggal pada masa itu, Taufik mengaku tidak ingin membukanya ke publik. Pasalnya draf itu masih dibahas oleh DPRD.
Wakil Ketua DPRD itu menilai merupakan cara yang tepat tanpa menimbulkan polemik. Karena itu ia meminta agar PSI, khususnya William Aditya Sarana mengubah caranya mengawasi anggaran dengan mengunggahnya ke media sosial.
"Saya kira ini metode baru angota dewan dan mestinya berubahlah, ayo kita diskusi dengan argumen yang kuat di dalam (rapat). Jadi mendefinisikan transparansi itu bukan di awur - awur," pungkasnya.
Baca Juga: PSI Minta Anies Tak Gunakan Aturan Sebagai Tameng Tutupi Anggaran Janggal
Selain lem aibon, PSI juga mengungkap beberapa anggaran lain seperti pengadaan balpoint senilai Rp 124 miliar. Tindakan ini bahkan berujung pada mundurnya dua Kepala Dinas.
Selain itu, William selaku anggota DPRD yang mengungkapnya juga dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK). Namun banyak juga yang mendukung tindakan PSI dan meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan segera membuka dokumen itu ke publik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Prabowo Perintahkan Menhut Cabut 22 Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Seluas 1 Juta Hektare
-
Asrama Mahasiswa Aceh di Tembalang Mendadak Haru Biru, Haji Suryo dan Slank Bawa Bantuan
-
Prabowo Sindir Pejabat 'Wisata Bencana': Jangan Datang Hanya untuk Foto-foto!
-
350 Kios Hangus, Pengelola Pasar Kramat Jati Siapkan Relokasi Sementara Lewat Sistem Undian
-
Waspada Banjir Rob, Pesisir Jakarta Terancam Sepekan ke Depan
-
Roy Suryo Tunjukkan Kejanggalan 'Mecothot' Ijazah Jokowi: 99,9 Persen Palsu!
-
Saat Bendera Putih Berkibar di Aceh, Peneliti UGM Kritik Pemerintah Tak Belajar Hadapi Bencana
-
Roy Suryo Bawa Ijazah UGM Asli ke Polda Metro, Klaim Punya Jokowi Tidak Presisi
-
350 Kios Pasar Induk Kramat Jati Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp10 Miliar
-
Selang Urine Tertinggal di Ginjal Pasien, Dokter RS Borromeus Divonis Langgar Disiplin