Suara.com - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ikut menanggapi terkait anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tengah ramai disorot sejumlah pihak.
Menurut Sandiaga, saat dirinya bertugas mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pihaknya ingin adanya partisipasi masyarakat dalam hal melihat anggaran DKI.
"Bahwa ini kan tiap tahun dilakukan, dan bahwa saya bertugas di Balai Kota kita melalui periode yang sama, kita ingin partisipasi masyarakat ikut melihat secara kolaboratif sebagai publik participation," ujar Sandiaga di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Sandiaga mengatakan, disorotnya penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) yang menjadi dasar RAPBD DKI 2020 adalah sebuah diskursus yang sehat. Sebab, masyarakat berpartisipasi melihat anggaran yang ada di Pemprov DKI.
"Jadi ini diskursus yang sehat, masyarakat terlibat melihat anggaran Pemprov DKI dan itu kan dari uang rakyat digunakan sebaik-sebaiknya juga untuk kemaslahatan rakyat," kata dia.
Karena itu, Sandiaga menyebut adanya kritikan dari sejumlah pihak, bukan menjadi ajang untuk memecah belah, namun ajang diskursus yang mendidik.
"Jadi mari kita jangan menjadikan ini ajang pecah belah, tapi ajang diskursus yang mendidik, Pemprov-nya juga bisa menyerap, DPRD-nya juga bisa menampung aspirasi masyarakat dan masyarakat juga lebih mengerti pajak yang mereka bayar, ini uang negara, ini untuk apa alokasinya di mana," kata Sandiaga.
Tak hanya itu, Sandiaga menegaskan yang terpenting yakni masalah lapangan pekerjaan dan biaya hidup untuk masyarakat kelas menengah terjangkau.
"Menurut saya paling terpenting dua hal tadi, lapangan pekerjaan dan bagaimana biaya hidup di Jakarta ini tetap terjangkau untuk kelas menengah," tandasnya.
Baca Juga: Sisir Pengajuan KUA-PPAS Disdik DKI, PDIP Temukan Anggaran Janggal Rp 2,4 T
Untul diketahui, penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) yang menjadi dasar RAPBD DKI 2020 menjadi sorotan karena dinilai janggal.
Salah satunya adalah rencana pengadaan lem aibon senilai Rp 82,8 miliar.
Berita Terkait
-
Sandiaga Soroti Kebijakan Anies Cabut Atap JPO
-
Sisir Pengajuan KUA-PPAS Disdik DKI, PDIP Temukan Anggaran Janggal Rp 2,4 T
-
Sandiaga ke Bos Kadin: Menteri Gerindra Bos, Gak Bisa Main Lagi soal Ikan
-
Sandiaga Uno Protes Bekraf di Bawah Wishnutama
-
Revitalisasi Monas Tahun Depan, Pemprov Siapkan Anggaran Rp 114 Miliar
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Fakta Viral Bakso Babi di Bantul, Warga Muslim Terkecoh Penjual Dianggap Tak Transparan
-
Sosok Dini Yuliani, Istri Bupati Purwakarta yang Meninggal Dunia Hari Ini
-
Heboh Rocky Gerung Plesetkan Lirik "Anak Sekecil itu Disuruh jadi Wapres", Iwan Fals Panik: Cukup!
-
Dana Publik Terancam? KPK Selidiki Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, DPR Mendukung
-
Said Didu ke Prabowo: Ciut Bentuk Komite Reformasi Polri Usai Ketemu Jokowi?
-
Mahfud Ragu Luhut Terlibat Dugaan Korupsi Whoosh: Dia Masuk Saat Barang Sudah Busuk
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
Geger Utang Whoosh, Mahfud MD: 1000 Persen Setuju Jokowi, Tapi Usut Tuntas Dugaan Mark Up
-
Sandra Dewi Cabut Gugatan: Awalnya Ngotot, Kini Pasrah Barang-barang Disita Kejagung, Mengapa?
-
Geger Utang Whoosh, Bunga Pinjaman China Disebut 20 Kali Lipat Lebih Ganas dari Jepang