Suara.com - Kepolisian menembak mati seorang pelaku berinisial SA yang diketahui merupakan pengedar narkotika jenis sabu. Tindakan itu diambil petugas, karena SA sempat mencoba mengelabui dan melarikan diri saat pengembangan kasus.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, awalnya petugas mendapatkan laporan dari masyarakat soal adanya peredaran sabu di kawasan Bekasi. Polda Metro Jaya lalu mengerahkan Tim Subdit 1 Direktorat Reserse Narkoba yang dipimpin Kasubdit 1 AKBP Ahmad Fanani.
Tim itu lantas melakukan pengintaian di lokasi yang diduga sebagai pengedaran sabu. Akhirnya, SA ditangkap di daerah Bekasi pada Selasa (12/11/2019) lalu.
"Tersangka yang kita cari itu sedang olahraga di sana. Kemudian kita tungguin, sekitar jam 17.00 WIB tersangka pulang ke rumahnya di daerah Perum Palm Residence di sana. Setelah masuk ke rumah tim melakukan penangkapan di sana," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Rabu (13/11/2019).
Saat diinterogasi, SA mengaku menerima barang terlarang itu dari seseorang berinisial P. Ia juga mengakui mengedarkan sabu itu ke sejumlah wilayah di Jabodetabek.
"Menurut pengakuan tersangka, dia sudah mendapatkan barang sabu setengah kilo dari P yang DPO ini. Setelah kita interogasi kembali bahwa setengah kilo ini sudah di edarkan, sudah dijual dan kemudian sisanya 112 gram," kata Argo.
Polisi, kata Argo, menyita sejumlah barang bukti seperti sabu seberat 112 gram, 2 timbangan dan ponsel SA. Setelah SA ditangkap, polisi langsung mengembangkan kasus dengan meminta SA menunjukan lokasi P yang menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO).
Namun, justru SA mencoba mengelabui petugas. Argo menyebut SA menunjukan lokasi yang berganti-ganti saat mengantarkan polisi.
"Tersangka SA menunjukkan lokasi yang tidak menentu ataupun tidak pasti, Bekasi, Jakarta, Jakarta, Bekasi, dikelilingi," jelas Argo.
Baca Juga: Bekuk Pengedar Narkoba, Polisi Temukan Sabu dan Ribuan Pil Ekstasi
Lama berkeliling, rupanya SA mencoba mengulur waktu agar para penyidik lengah. Akhirnya, SA mengambil senjata milik petugas dan coba melarikan diri.
"Tersangka berusaha merebut senjata anggota. Sehingga kita melakukan tindakan tegas dan terukur. Setelah kita lakukan pertolongan, kita bawa ke RS Kramat Jati kemudian menurut keterangan dokter kehabisan darah dan dinyatakan meninggal dunia," kata Argo.
Kekinian, kepolisian masih menelusuri kasus ini dengan mencari P. SA yang tewas itu disangkakan Pasal 114 ayat 2 dan 112 ayat 2 UU nomer 35 tahun 2009 tentang narkotika.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional