Suara.com - Menteri Dalam Negeri atau Mendagri Tito Karnavian mengaku tidak terpengaruh dengan hasil survei Indonesia Political Opinion yang menyebut dirinya sebagai sosok yang tidak cocok menduduki jabatan Mendagri. Tito mengatakan dirinya hanya akan fokus bekerja dengan sebaik-baiknya.
Menurut Tito seusai dirinya dilantik hingga kekinian lebih memilih fokus berkerja untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo. Salah satunya dengan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11) lalu sebagai upaya untuk menyamakan visi-misi pembangunan 2020 - 2024 pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Saya nggak begitu terpengaruh dengan hasil survei (IPO), tapi saya lillahita'ala saya ikhlas bekerja demi bangsa dan negara. Saya diberi kepercayaan amanah oleh Allah SWT yang melalui pak presiden untuk melakukan dengan sebaik-baiknya," kata Tito usai menghadiri acara 'Penganugrahan Ormas Award 2019' di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2019).
Menurut Tito pengalaman dirinya sebagai Kapolda dan Kapolri akan dijadikan bekal bagi dirinya sebagai Mendagri. Di sisi lain, Tito pun meyakini Kemendagri memiliki sumber daya manusia yang mempuni untuk turut membantunya dalam bekerja.
"Saya juga tahu bahwa teman-teman Kemendagri banyak yang pintar-pintar. Saya juga menyerap, memanfaatkan, memberdayakan teman-teman di Kemendagri, membuat tim work yang baik. Sekali lagi buat masyarakat bangsa negara, kalau dinilai gak baik ya nggak apa-apa," ujarnya.
Untuk diketahui berdasar hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) Tito merupakan salah satu menteri Jokowi yang dinilai tidak cocok menjabat sebagai Mendagri.
Adapun, nama-nama menteri baru yang dianggap paling tidak cocok dengan tugasnya menurut hasil survei IPO, yakni Nadiem Makarim yang dipilih 4,0 persen responden karena dianggap tidak sesuai dengan tugasnya yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Kemudian ada nama Menteri Agama Fachrul Razi yang dipilih 1,5 persen responden. Sedangkan Tito dipilih oleh 1,0 persen responden karena dianggap tidak sesuai dengan jabatannya saat ini yaitu Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Baca Juga: Jumlah Makin Banyak, Mendagri Libatkan Polisi untuk Didik Ormas
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional