Suara.com - Rencana Pemerintah Provinsi Aceh membeli empat unit pesawat terbang jenis N219 dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mendapat sorotan dari Anggota DPR Aceh Sartina.
Menurutnya pembelian pesawat tersebut bukan kebutuhan mendesak bagi rakyat di provinsi berjulukan Serambi Mekkah tersebut. Bahkan, dia menilai beberapa kabupaten/kota di Aceh memerlukan dana untuk percepatan pembangunan.
Pun jika Pemprov Aceh masih nekat membeli pesawat, dia mengemukakan sebaiknya hanya membeli setengah dari jumlah yang ditargetkan tersebut.
"Menurut hemat kami jika memang tidak terlalu mendesak, dipakai untuk pembelian 2 unit saja, itu pun harus melalui mekanisme persetujuan DPRA," kata anggota DPR Aceh dari Fraksi Golkar seperti diberitakan Portalsatu.com-jaringan Suara.com.
Untuk diketahui, harga penjualan pesawat N219 menembus angka 6 juta Dollar AS per unit atau senilai Rp 84 miliar. Jika dikalikan jumlah pembelian sebanyak empat unit, maka akan menguras ABPA mencapai Rp 336 miliar yang akan dibayarkan dengan sistem multiyears.
Lebih lanjut, Sartina mengatakan, berdasarkan letak geografis posisi ibu kota provinsi memang sangat berjauhan dengan daerah kabupaten/kota. Misalnya, jarak Banda Aceh menuju Subulussalam sekitar 12 jam setelah menempuh perjalanan sekitar 600 kilometer, apalagi Aceh Singkil yang terletak di ujung barat Selatan.
Namun, ia mengemukakan, jika pemerintah Aceh mengurangi volume pembelian pesawat maka bisa mengurangi beban APBA senilai Rp168 miliar. Dana tersebut bisa digunakan untuk mengejar ketertinggalan beberapa daerah yang saat ini membutuhkan dukungan dana dari Pemerintah Aceh.
Sartina mencontohkan pembangunan jembatan pelayangan menghubungkan Kecamatan Simpang Kiri menuju Longkib, Kota Subulussalam yang masih terbengkalai akibat keterbatasan dana yang mengalir ke daerah. Sementara abutmen (kepala jembatan) telah lama selesai dikerjakan beberapa waktu lalu.
Kota Subulussalam, kata Sartina, sangat membutuhkan dukungan Pemerintah Aceh, agar beberapa akses transportasi di sana bisa dilewati masyarakat. Misalnya, kelanjutan jalan Kuta Beringin menuju Sepang, desa yang masih terpencil.
Baca Juga: Anggota DPR Aceh Diduga Jadi Korban Kekerasan Oknum Polisi
"Begitu juga pembangunan rumah korban konflik Desa Lae Mate, Rundeng belum tuntas karena faktor keterbatasan anggaran," timpal Sartina.
Untuk diketahui, Plt Gubernur Aceh menyebut, pengadaan pesawat terbang itu sebagai usaha peningkatan konektivitas antarwilayah di Aceh dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat dan pembangunan daerah.
Rencana Pemerintah Aceh membeli empat unit pesawat terbang jenis N219 pada tahun 2021 dan 2022 ini, mendapat kritikan dari Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan sejumlah LSM di Aceh karena akan menelan anggaran cukup besar mencapai ratusan miliar.
Tag
Berita Terkait
-
Anggota DPR Aceh Diduga Jadi Korban Kekerasan Oknum Polisi
-
Tiru Arab Saudi, DPR Aceh Gagas Bangun Pasar Janda
-
Viral Kemendagri Batalkan Qanun Bendera dan Lambang Aceh, Ini Respon DPRA
-
DPRA Mau Legalkan Poligami, JK: Jika Suami Tak Dibolehkan Istri, Kan Sulit
-
Draf Belum Rampung, DPRA Belum Bisa ke Mendagri Bahas Pelegalan Poligami
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?