Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo meminta kepada kepala daerah untuk memimpin satuan tugas lain di daerah masing-masing yang terselimuti air banjir.
Doni menyampaikan hal tersebut setelah membandingkan penanganan banjir di Konawe Utara, yang sukses dipimpin kepala daerahnya tanpa ada korban jiwa.
Hal tersebut disampaikan Doni saat memimpin rapat koordinasi bersama kementerian, lembaga dan instansi pemerintahan daerah untuk membahas penanganan banjir di Jabodetabek. Saat itu Doni memutuskan untuk menunjuk kepala daerah di masing-masing wilayah untuk bisa menjadi komandan penanganan banjir di daerahnya.
"Kita harapkan bisa menjadi komandan satgas, incident commander," kata Doni du Gedung BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
Ia berharap dengan penunjukan tersebut, penanganan korban banjir bisa lebih terarah dan lembaga atau instansi terkait pun bisa bersinergi.
Doni sempat mencontohkan dengan penanganan banjir di Konawe Utara pada Juni lalu. Dia mengatakan, berkat kepala daerah yang sigap sebagai komandan, proses evakuasi warga pun berjalan mulus tanpa menimbulkan korban jiwa.
"Pengalaman di Konawe Utara kenapa masyarakat bisa selamat, karena mulai dari bupati kemudian aparat, kepala dinas sampai camat dan kades itu memaksa penduduknya untuk evakuasi untuk mengungsi sementara," ujarnya.
Doni menyebutkan, harta bernilai penting akan tetapi nyawa warga justru lebih penting. Apabila semisal ada air bah datang kemudian menyapu rumah, kalau kepala daerahnya sigap melakukan evakuasi sebelumnya maka tidak akan ada warga yang turut terbawa arus.
"Jadi kita harapkan ketegasan dari para pemimpin di daerah untuk mengingatkan masyarakat. Harta penting tapi nyawa lebih penting," katanya.
Baca Juga: Banjir Jakarta, Anak Buah Anies Dicecar Menteri PMK dan Kepala BNPB
Berita Terkait
-
Banjir Jakarta, Anak Buah Anies Dicecar Menteri PMK dan Kepala BNPB
-
Kepala BNPB Harus 2 Kali Tanya Kepastian Kantor Jokowi Tak Kebanjiran
-
Demi Sinergitas, BNPB Tunjuk Wali Kota Jadi Komandan Daerah Banjir
-
Tanggap Bencana Banjir, BNPB Langsung Gelar Rapat Koordinasi
-
Indonesia Hadapi Musim Penghujan, Wapres Ma'ruf Amin Andalkan BNPB
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta