Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai semakin melemah di bawah kepemimpinan Firli Bahuri Cs, meski sudah dua kali melakukan operasi tangkap tangan terhadap pejabat penerima suap.
Selasa (7/1), KPK menjaring Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dalam OTT. Selang sehari, Rabu (8/1), KPK menangkap anggota KPU Wahyu Setiawan.
Namun, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, rangkaian OTT tersebut justru memperlihatkan KPK semakin melemah.
"Yang terbaca justru KPK bukan semakin kuat tapi lemah. Sebab, sejak OTT terakhir, belum ada penggeledahan di ruang DPP PDIP,” kata Ray Rangkuti, Sabtu (11/1/2020).
Menurutnya, penggeledahan itu penting dilakukan karena kasus suap yang menjerat Wahyu erat terkait pergantian antarwaktu anggota DPR RI dari Fraksi PDIP.
Caleg PDIP asal Sumatera Selatan I pun sudah ditetapkan sebagai tersangka meski kekinian masih buron, yakni Harun Masiku. Satu hal lainnya adalah, seorang staf Sekjen PDIP ikut tertangkap dalam OTT.
"Tim dari KPK enggak bisa masuk ke tempat yang mereka tuju (DPP PDIP) padahal surat tugasnya sudah ada. Belum lagi peristiwa di PTIK, saat tim KPK dites urine padahal cuma mau salat,” kata dia.
Ray juga menyayangkan sikap Ketua KPK Firli Bahuri yang tidak bisa berkoordinasi secara baik dengan pihak kepolisian.
"Ketua KPK adalah polisi aktif. Sebagai polisi aktif, mestinya dia bisa berkoordinasi dengan pihak kepolisian agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang melampaui batas terhadap tim yang berada di KPK," kata Ray.
Baca Juga: Dosen Al Azhar: KPK Harus Panggil Sekjen PDIP Hasto, Ada yang Janggal
Tak hanya itu, Ray juga meminta KPK menjelaskan secara tuntas pihak-pihak yang terlibat dalam kasus OTT Wahyu Setiawan.
"Saya kira KPK harus menjelaskan sampai tuntas kenapa ada yang ditetapkan tersangka dan diproses, tapi yang lain tidak," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Reaksi Busyro Muqoddas Pasca KPK Tangkap Tangan Komisioner KPU Wahyu
-
Caleg PDIP jadi Buronan KPK, Hasto Malah Guyon Ditanya soal Harun Masiku
-
Mundur Seusai Berstatus Tersangka, Ini Kandidat Kuat Pengganti Wahyu di KPU
-
Sadap dan Geledah Direstui Dewas, KPK Kebut Kasus Wahyu Setiawan
-
Bawaslu Laporkan Wahyu Setiawan ke DKPP, Bisa Cepat Dipecat
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
1.131 Aktivis Dikriminalisasi, ICEL dan Koalisi Sipil Desak Kapolri Terbitkan Perkap Anti-SLAPP
-
Kemajuan yang Membebani: Ketika Perempuan Jadi Korban Pertama Pembangunan
-
Kapan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah? Ini Jawaban Mendikdasmen
-
Geram Legislator Senayan Soal Bandara PT IMIP Beroperasi Tanpa Libatkan Negara: Kedaulatan Terancam!
-
Wamenkes Dante: Sistem Rujukan BPJS Tak Lagi Berjenjang, Pembayaran Klaim Disesuaikan Kompetensi RS
-
Pemprov DKI Gagas LPDP Jakarta, Siap Biayai Warga Kuliah S2-S3 hingga Luar Negeri
-
Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Picu Sorotan, Komisi III DPR Warning Penegak Hukum
-
Ira Puspadewi Cs Dapat Rehabilitasi dari Prabowo, Eks Penyidik KPK: Tamparan Penegak Hukum
-
Heboh Bandara 'Ilegal' di Morowali, Benarkah Diresmikan Jokowi? Fakta Dua Bandara Terungkap
-
TKI Asal Temanggung Hilang Selama 20 Tahun di Malaysia, Ahmad Luthfi Pastikan Kondisinya Aman