Suara.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly membantah soal banyaknya anggapan negatif yang dilayangkan kepadanya terkait dengan kasus suap anggota PDI Perjuangan Harun Masiku terhadap eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
Yasonna pun mengaku belum terlalu bodoh untuk menghalang-halangi proses penyidikan Harun hingga memiliki kepentingan di balik kasus tersebut.
Yasonna membantah semua tuduhan yang dilemparkan kepadanya akibat banyak hal. Pertama ialah ia dianggap memiliki kepentingan dalam kasus suap Harun karena ikut dalam konferensi pers pembentukan tim kuasa hukum PDIP untuk menangani kasus Harun. Padahal posisinya Yasonna ialah sebagai menteri.
"Saya pikir saya belum terlalu tolol lah untuk melakukan separah itu (merintangi kasus Harun)," kata Yasonna di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Jakarta, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2020).
Yasonna juga membantah telah merintangi penyidikan terhadap kasus Harun. Hal tersebut bermula ketika Yasonna sempat memberikan informasi bahwa Harun Masiku masih berada di Singapura bersamaan dengan tindakan KPK meringkus Wahyu Setiawan pada 6 Januari 2020 lalu.
Padahal, Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F Sompie membenarkan bahwa Harun sudah pulang ke Indonesia sejak tanggal 7 Januari 2022 lalu.
Yasonna menegaskan bahwa hal tersebut dikarenakan adanya kesalahan sistem di pihak Imigrasi. Ia menerangkan kalau sistem informasi yang dimiliki pihak Imigrasi terjadi pembaruan. Namun pembaruan itu disebutkannya belum berfungsi di seluruh terminal.
"Terakhir ini yang terminal tiga sudah, terminal dua F itu masih ada training-training Desember itu ada pelatihan-pelatihan maka data mereka itu tidak langsung masuk ke server," ujarnya.
Menurut keterangan dari pihak Imigrasi, Harun masuk melalui terminal 3 tetapi pulangnya di terminal 2. Sehingga ada ketidaksingkronan yang terjadi.
Baca Juga: Sebut Harun Jadi Kunci Kasus Suap, DEEP: Yasonna Ikut Pasang Badan
"Datanya itu tidak masuk diserver," ujarnya.
Berita Terkait
-
Dianggap Halangi Kasus Harun, Menteri Yasonna Akui Wajar Dilaporkan ke KPK
-
KPK Perpanjang Masa Penahanan Wahyu Setiawan 40 Hari Lagi
-
CEK FAKTA: Benarkah karena Persoalan Tanjung Priok Yasonna Laoly Mundur?
-
Staf Pribadi SBY: Jangan Sampai Harun Masiku Dihilangkan, Kasusnya Lenyap
-
Jansen Demokrat Sindir Sekjen PDIP yang Masih Juga Bela Harun Masiku
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Gaet Investasi Rp62 Triliun dari Korea di Cilegon
-
BAM DPR Dorong Reformasi Upah: Tak Cukup Ikut Inflasi, Harus Memenuhi Standar Hidup Layak
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum