Suara.com - Jakarta menjadi kota dengan tingkat kemacetan yang tidak berubah sejak tahun 2018 menurut laman penyedia informasi kemacetan kota dunia, tomtom.com.
Terkait itu, Pemprov DKI Jakarta menganggap hal ini sebagai prestasi luar biasa.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan kendaraan 10 persen setiap tahunnya. Ia menganggap pihaknya berhasil melakukan sosialisasi dan edukasi hingga tingkat kemacetan tak bertambah.
"Artinya 53 persen ini suatu capaian luar biasa justru," ujar Syafrin saat dikonfirmasi, Selasa (4/1/2020).
Ia mencontohkan kebijakan perluasan ganjil genap yang dilakukan tahun lalu. Menurutnya program ini cukup berhasil meningkatkan kecepatan laju kendaraan di 25 ruas jalan.
Ia menjelaskan rata-rata kecepatan kendaraan di Jakarta meningkat dari 25 km/h menjadi 33 km/h. Karena itu jika ganjil genap tak diperluas, kata Syafrin, maka tingkat kemacetan dari 53 persen justru akan turun.
"Artinya ini cukup menyumbang. Bayangkan jika tidak dilakukan apa-apa tentu tidak bisa kita pertahankan 53 persen," jelasnya.
Selain itu, ia menyebut di Jakarta sejumlah faktor penambah kemacetan juga bertambah sepanjang tahun. Salah satunya seperti pembangunan atau berbagai proyek yang menjadi penyebab kemacetan.
"Diitambah dengan pembangunan infrastruktur yang masif tetapi kita tetap mempertahankan apa namanya kinerja lalu lintas dengan baik," pungkasnya.
Baca Juga: Batam Bersepeda Digelar Senin Pagi, Para Pekerja Meradang Jalanan Macet
Diketahui, DKI Jakarta menempati peringkat 10 kota termacet di dunia versi laman daring penyedia informasi kemacetan di kota-kota dunia, tomtom.com. Meski demikian, sebenarnya tingkat kemacetan di Jakarta tidak mengalami penurunan.
Secara peringkat, ibu kota Indonesia ini memang berhasil turun tiga peringkat. Pada tahun 2018, Jakarta menempati urutan tujuh.
Namun tingkat kemacetan di tahun 2019 dan 2018 tidak berubah, yakni 53 persen. Tidak ada kenaikan atau penurunan sejak 2017 tingkatnya berkurang delapan persen.
Peringkat Jakarta sendiri bisa turun karena adanya kota baru yang disurvei tomtom. Terhitung di tahun 2019 ada 416 kota dan 2028 403 kota. Terjadi penambahan sebanyak 13 kota.
Dari 13 kota yang baru dimasukan itu, tiga di antaranya langsung menyalip tingkat kemacetan di Jakarta. Kota-kota itu di antaranya adalah Bengaluru dari India, Manila dari Filipina dan Pune dari India.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Program MBG Bikin Ibu di Lumajang Kantongi Ratusan Ribu, Ekonomi Lokal Melesat
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Ringan, Waspada Banjir
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Banjir Langkat, Fokus Pemulihan Warga
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas