Suara.com - Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengkritisi kebijakan pemungutan cukai untuk minuman berenergi dan kopi kemasan. Menurut Jansen, kondisi keuangan negara yang sedang krisis membuat rakyat yang menjadi korban.
Hal itu disampaikan oleh Jansen melalui akun Twitter @jansen_jsp. Ia menyindir pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terlalu banyak gaya ingin pindah ibukota dengan anggaran fantastis, padahal keuangan negara sedang sakit kronis
"Kalian bergaya mau pindah ibu kota lah, bangun ini itulah, gaji pengangguran lah dan lain-lain padahal keuangan negara mampet sakit keras," kata Jansen seperti dikutip Suara.com, Kamis (20/2/2020).
Dengan kondisi keuangan negara yang sedang krisis, pemerintah terus menerus memutar otak demi menjaga keuangan. Salah satunya dengan menerapkan cukai untuk minuman berenergi dan kopi kemasan agar pemerintah bisa mendapatkan uang.
"Sampai semua hal dikais-kais, dinaikkan, dipajaki, dicukai agar dapat uang," ungkap Jansen.
Dalam cuitannya, Jansen menyindir Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Presiden Jokowi bisa lebih rasional dalam mengambil kebijakan. Sehingga rakyat tidak menjadi korban atas penerapan kebijakan tersebut.
"Mulailah ingatkan pimpinan ibu agar rasional bu Sri Mulyani. Rakyat yang jadi korban!" ucap Jansen.
Untuk diketahui, wacana penerapan cukai untuk minuman berpemanis, termasuk kopi kemasan dan minuman berenergi, disampaikan oleh Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (19/2/2020) siang.
Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani melihat tingkat konsumsi minuman berpemanis semakin tinggi. Padahal, minuman berpemanis berisiko tinggi mengundang penyakit diabetes.
Baca Juga: Sebelum Ditangkap Polisi, Aulia Farhan Sempat Singgung Soal Kesehatan
Nantinya subyek yang dikenai cukai adalah pabrikan dan importir. Potensi penerimaan negara dari pengenaan cukai minuman berpemanis diprediksi mencapai Rp 6,25 triliun per tahunnya.
Berita Terkait
-
Nama Presiden Jokowi Sering Dicatut Kepala BKPM
-
Mahfud MD Sebut Jokowi Pertimbangkan Masukan Polsek Hanya Bertugas Binmas
-
Keinginan Presiden Jokowi soal Penurunan Harga Gas Masih Jadi Mimpi
-
Menkeu Mau Tarik Dana BPJS, Andre: Pak Jokowi, Tolong Ditegur Jangan Pelit
-
CEK FAKTA: Benarkah Ma'ruf Amin Berkata Jokowi Ahli Menipu Rakyat?
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional
-
Surya Paloh Bicara Soal PAW Usai Sahroni dan Nafa Urbach Disanksi MKD, Begini Katanya
-
Peringati Hari Pahlawan Besok, Mensos Ajak Masyarakat Mengheningkan Cipta Serentak
-
KPAI: SMAN 72 Bakal Belajar Online, Prioritaskan Pemulihan Psikologis Siswa Usai Ledakan
-
Dinas Pendidikan: SMAN 72 Jalani PJJ Sementara Usai Ledakan, Sekolah Masih Dalam Proses Sterilisasi