Suara.com - Jenderal Iran, Hossen Salami mengatakan bahwa virus corona adalah senjata biologi buatan Amerika untuk menyerang China dan Iran.
Hossen Salami adalah seorang panglima Korps Pengawal Revolusi Islam. Menyadur dari Daily Star, Salami mengatakan pernyataan kontroversial ini di depan publik ketika mengunjungi Jerman pada Jumat (6/3/2020).
Salami berkata, "Kita akan menang melawan virus yang mungkin adalah produk invasi Amerika. Virus yang disebar ke China dan kemudian ke Iran, lalu ke seluruh dunia."
Kantor berita Mail Online melaporkan bahwa anggota Korps Pengawalan Revolusi Islam ini telah sering menyebarkan teori konspirasi. Teori-teori terebut bernada menyalahkan Amerika Serikat.
Tensi permusuhan Iran dan Amerika semakin meningkat sejak pembunuhan jenderal terkemuka Iran, Qassem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak Amerika pada Januari lalu.
Sejauh ini tidak ada bukti yang bisa mendukung pernyataan Salami ini. Para peneliti percaya bahwa penyebaran virus di China ini berasal dari binatang lalu menular ke manusia. Meski begitu, para peneliti belum menemukan sumber asli virus tersebut.
Hingga Maret 2020, virus corona di Iran telah mencapai 2922 kasus, 92 orang diantaranya dinyatakan meninggal.
Menentang Virus Corona, Warga Iran Jilati Makam Suci Fatimah Al Maksumah
Sejumlah warga Iran menilati bangunan makam suci, sebagai bentuk protes atas kegagalan pemerintah mengatasi wabah virus corona Covid-19 yang melanda negara tersebut.
Baca Juga: Meggy Diaz Tak Sabar Tunggu Dilamar Tukul Arwana
Video dan foto warga yang menjilati haram (makam) suci tersebut banyak tersebar di dunia maya.
Menyadur dari dailymail.co.uk, orang-orang merekam diri mereka sedang menjilati pintu dan gundukan makam cucu Nabi Muhammad SAW, yakni Fatimah Al Maksumah sa, di Qom.
"Aku menjilati ini dan aku tidak peduli apa yang akan terjadi." kata salah seorang lelaki yang merekam dirinya sedang menjilat pintu makam Fatimah sa.
Untuk diketahui, menjilati dan menciumi makam Fatimah Al Maksumah sa adalah tradisi bangsa Iran yang mayoritas beragama Islam Syiah untuk mengenang wafatnya Fatimah Al Maksumah sa.
Tradisi ini mereka lakukan sekaligus sebagai aksi menentang saran dari kementerian kesehatan setempat.
Warga menolak untuk menutup kota Qom yang merupakan salah satu kota sakral bagi mereka.
Berita Terkait
-
Musim Corona, Ganjar Marah Jateng Tak Punya Lab Khusus Penyakit Infeksi
-
Lawan Wabah Corona dengan Berolahraga, Mahfud MD Selipkan Video TikTok Seru
-
Larang Keramaian di Tengah Corona, Anies Kasih Kasih Izin Kongres Demokrat
-
Jokowi Rilis Video Cuci Tangan Cegah Corona, Roy Suryo: Lumayanlah
-
Hanya 1 Menit, Perempuan Ini Jadi Suspect Corona Gara-gara Satu Lift
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Terima Laporan Danantara, Prabowo Percepat Kampung Haji dan Hunian Warga Terdampak Bencana
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas