Suara.com - Kasus pembunuhan bocah berusia enam tahun di Sawah Besar yang dilakukan oleh remaja berinisial NF membikin publik geger. Banyak yang menghakimi dan menghujat pelaku karena perbuatannya. Namun, kriminolog Haniva Hasna punya pandangan lain soal hal ini.
Haniva yang diundang dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa malam (10/3/2020) mengatakan bahwa NF juga termasuk korban. Ia meyakini bahwa gadis remaja itu adalah korban dari keluarga dan lingkungan di sekitarnya.
"Menurut saya dia adalah korban. Korban dari siapa? Korban dari agen-agen yang seharusnya bisa membentuk dia menjadi orang yang baik," ujarnya.
Dalam keterangan lebih lanjut, ia menjelaskan tentang proses bagaimana seorang anak atau remaja di bawah umur bisa menjadi pelaku kejahatan pembunuhan. Menurut Husna, anak-anak bisa menjadi pelaku kejahatan karena ada proses belajar atau meniru.
"Seorang anak bisa menjadi pelaku itu kalau ada proses belajar, bang Karni. Kejahatan itu bisa dipelajari bahkan hukum pun bisa dilewati. Ada lagi satu poin yang gimana caranya dia melakukan itu lebih baik daripada tidak melakukan kejahatan. Artinya anak-anak ini semakin hari semakin pintar dan mereka mempelajari tentang kejahatan itu," kata Haniva menerangkan.
Haniva juga menjelaskan perihal siapa saja agen yang ia maksud sehingga NF bisa belajar dari mereka.
"Dia belajar dari yang berhubungan langsung dengan dia secara kontinyu, secara nyata, secara dekat. Nah, kebetulan yang dekat dia adalah media. Yang dekat dengan dia adalah film. Film apa? Film kekerasan," tutur Haniva.
Namun, kriminolog yang juga pemerhati anak itu tak lantas melabeli bahwa film kekerasan sudah pasti menyebabkan anak-anak menjadi penjahat. Menurutnya, ada andil dari orang tua yang seharusnya mengawasi tontonan anak-anaknya.
"Apakah setiap film kekerasan itu membuat seorang anak menjadi jahat? Belum tentu juga. Ada attachment yang kurang, ada bonding yang kurang antara dia dengan orang tua. Bukan hanya dengan orang tua, bagaimana dengan gurunya? Bagaimana dengan lingkungannya? Sehingga dia kehilangan itu semua."
Baca Juga: Pembunuhan di Sawah Besar, Sudjiwo Tedjo Kritik Sistem Tata Kota Indonesia
Haniva menduga bahwa tindak kejahatan yang dilakukan NF ada andil dari orang tua. Bagi Haniva, jika orang tua dia dekat dengan NF maka mereka seharusnya tahu pada saat NF menggambar sketsa-sketsa yang bernuansa menyeramkan.
"Gambarannya horor. Harusnya orang tua tahu dong dan bertanya ini gambar apa, apa yang kamu maksud, kenapa kamu mencaci? Karena anak ini sudah berumur 15 tahun, bang Karni. Harusnya dia sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk," terangnya lebih lanjut.
NF menyerahkan diri ke kantor kepolisian sehari setelah melakukan pembunuhan. Saat ini ia sedang menjalani proses pemeriksaan kejiwaan di RS Polri Kramat Jati. Polisi mengatakan butuh waktu 14 hari untuk mengetahui apakah kondisi kejiwaan pelaku terganggu atau tidak.
Berita Terkait
-
Motif Pelaku Mutilasi Istri Pegawai Pajak Manokwari, Minta Tebusan ke Suami Korban Lewat IG
-
Nekat Mutilasi Istri Pegawai Pajak Demi Judi Online, Pelaku Terancam Hukuman Mati
-
Jasad Istri Pegawai Pajak Manokwari Ditemukan Tak Utuh di Septic Tank, Diduga Dimutilasi Pelaku
-
Jasad Istri Pegawai Pajak Ditemukan Tak Utuh di Septic Tank, Motif Pelaku Masih Jadi Teka-teki
-
Sosok Erni Yuniati: Dosen Muda di Jambi Tewas Mengenaskan, Pelakunya Oknum Polisi Muda Baru Lulus
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Tok! DPR-Pemerintah Sepakati Bawa RUU KUHAP ke Paripurna untuk Disahkan, Ini Substansinya
-
Jelang Hari HAM Sedunia, Yusril Sebut Tak Ada Bahasan Amnesti-Abolisi untuk Aktivis Demo Agustus
-
Jelaskan Ada Pengkondisian dalam Akuisisi Kapal, KPK Bantah Kriminalisasi Kasus ASDP
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Aktivis Feminis Desak Negara Akui Femisida Sebagai Kejahatan Khusus dan Masuk UU
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Satu Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi Bedah Plastik, Total 20 Siswa Masih Dirawat
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden