Suara.com - Anies Baswedan memiliki skenario terburuk dengan merancang simulasi bila penanganan virus corona tidak dilakukan secara cepat.
"Jika dua minggu ke depan kita tidak melakukan langkah serius, maka kita punya potensi. Misal 6000 kasus, 840 parah, 300 kritis." papar Anies ketika menjadi narasumber di acara Mata Najwa, Rabu (11/3/2020).
"Ini simulasi, dengan menggunakan skenario terburuk." tambah Anies.
Anies menjelaskan skenario kasus terburuk ini akan terjadi jika Indonesia tidak mengambil langkah seperti yang dilakukan Singapura, Vietnam, dan Selandia Baru dalam menangani virus corona.
Dengan mengambil contoh tindakan yang dilakukan Selandia Baru, Anies memaparkan penanganan ketat langsung diberlakukan begitu negara tersebut mengonfirmasi 4 kasus. Hasilnya, 8000 orang langsung melakukan isolasi.
Cara inilah yang ingin diimplementasikan Anies di Jakarta. Ia mengaku telah menyusun langkah sejak Januari lalu dengan cara memonitor warganya.
Namun langkah tersebut diakui Anies terhambat oleh proses pengujian dan pemutusan hasil yang harus dilakukan oleh layanan kesehatan pemerintah pusat.
Anies menilai, kewenangan yang hanya dimiliki pemerintah pusat ini lah yang membuat penanganan berjalan lambat.
Anies mengatakan, skenario ini akan dilakukan demi menjaga keselamatan warganya, "Kita gunakan case terburuk untuk menyiapkan jajaran. Bukan berharap ini kejadian. Kita tidak menginginkan ini terjadi."
Baca Juga: Gagal Ginjal dan Kaitannya dengan Risiko Terkena Virus Corona Covid-19
"Lebih baik melakukan langkah-langkah ekstra meskipun konsekuensi finansial tinggi, tapi itu akan menyelamatakan warga dari potensi coronavirus." tambah Anies.
Berita Terkait
-
Gagal Ginjal dan Kaitannya dengan Risiko Terkena Virus Corona Covid-19
-
Anak Beberkan Kondisi Terkini Tom Hanks yang Positif Corona
-
Anies Baswedan Gunakan Skenario Terburuk untuk Bersiap Hadapi Corona
-
Wisuda Telkom University Ditunda Gara-gara Virus Corona
-
Antisipasi Peningkatan Kasus Corona, Ini Strategi yang Dilakukan Anies
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut