Suara.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan dua saksi dalam sidang lanjutan keenam tahanan politik Papua di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).
Mereka didakwa makar karena mengibarkan bendera Bintang Kejora saat unjuk rasa di depan Istana Merdeka pertengahan tahun lalu. Keenam terdakwa itu adalah Ariana Elopere, Dano Anes Tabuni, Surya Anta Ginting, Ambrosius Mulait, Charles Kossay dan Issay Wenda.
Kedua saksi yang didatangkan JPU kali ini adalah Siswoyo, pemilik mobil komando dan Kusmayadi, sopir mobil komando yang disewa mahasiswa Papua saat melakukan aksi.
Siswoyo menerangkan, pada saat awalnya dia diperintah oleh bosnya yang bernama Boy untuk membawa satu mobil komandonya ke wilayah Monumen Nasional karena akan disewa oleh mahasiswa Papua yang akan melakukan aksi.
Sebelum mengirim mobilnya ke Monas, ia sempat memastikan ke Boy terkait perizinan aksi, karena jika tak ada izin ia tak mau menyewakan mobil komandonya.
"Pada waktu itu saya tidak melihat surat izinnya, tapi karena Boy ini senior saya, dia memastikan bahwa aksi ini sudah aman," kata Siswoyo di persidangan.
Setelah itu, Siswoyo memerintahkan anak buahnya, Kusmayadi untuk membawa satu mobil komando ke Monas dan bertemu Ambrosius Mulait, selaku penyewa yang menghubungi Boy.
Dalam persidangan, Kusmayadi mengaku hubungannya dengan peserta aksi Papua hanya sebatas penyewa jasa dan konsumen.
Dia mengaku juga sempat mendengar beberapa orasi yang menyatakan pendapat bahwa papua ingin merdeka, referendum, dan sebagainya. Namun, dia bersaksi demonstrasi yang berlangsung sejak siang hingga sore hari itu berjalan damai dan aman.
Baca Juga: Saksi dari JPU Ditolak, Sidang Lanjutan Tapol Papua Surya Anta Cs Ditunda
"Aksi aman dan tertib, massa aksi saya enggak hitung, enggak pakai kira-kira orang saya enggak hitung, massa sebanding banyaknya (sama polisi), tidak ada (tekanan dari polisi), polisi diam-diam saja, duduk manis," ucap Kusmayadi.
Di akhir sidang, kedua saksi bercerita hingga kini mobil tersebut masih disita di Polda Metro Jaya sebagai barang bukti, Siswoyo berharap mobilnya segera keluar agar bisa menghasilkan pendapat lagi untuk keluarganya.
Diketahui, keenam tapol Papua ini disangkakan Pasal 106 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP tentang Makar atau Pasal 110 ayat (1) KUHP tentang pemufakatan jahat atas perbuatannya mengibarkan bendera bintang kejora di depan Istana Negara pada 28 Agustus 2019 lalu.
Berita Terkait
-
AII: Penangkapan 6 Tapol Papua Bentuk Inkonsistensi Polri
-
Pelapor Tapol Papua Surya Anta Cs Hanya Bermodal Video di Medsos
-
Sidang Tapol Papua Ditunda Lagi, Surya Anta: Bukti Aparat Cuma Bisa Tangkap
-
Sebut JPU Cuma Main-main, Pengacara Minta Hakim Bebaskan Surya Anta Cs
-
Kubu Tapol Papua Protes Sidang Ditunda Lagi Gegara Jaksa Tak Bawa Saksi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Fisik Mulai Pulih, Psikis Belum Stabil: Pemeriksaan F Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih Tertunda
-
Babak Baru Kasus Alvaro Kiano: Polisi Dalami Keterlibatan Pihak Lain, Siapa Komplotan Alex?
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
-
Viral Bocah SD PP Naik KRL Tangerang-Jakarta Demi Sekolah, Rano Karno: Kamu Hebat Nak!
-
Babak Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Polisi Gelar Perkara Khusus, Nasib Roy Suryo Cs Ditentukan
-
Jelang Nataru, Polda Metro Jaya Siagakan 1.500 Satpam dan Satkamling
-
Krisis Komunikasi Kasus Arya Daru: Ketika Bahasa Teknis Polisi Gagal Menjawab Keingintahuan Keluarga
-
Pakar UGM: Drama Tumbler Viral Jadi Cerminan Lemahnya Prosedur Layanan Publik
-
Momen Mensos Santap Menu MBG Langsung dari Dapurnya, Begini Reaksinya
-
KPK Soal Pembebasan Ira Puspadewi Cs: Secepatnya Ya