Suara.com - Sebuah gambar satelit menunjukkan kuburan massal sedang dibangun di Kota Qom, Iran. Perkuburan ini diduga untuk memakamkan para pasien corona yang meninggal.
Gambar ini pertama kali diunggah oleh New York Times. Menyadur dari The Guardians, gambar satelit tersebut menunjukkan penggalian beberapa bidang makam di sebelah utara kota suci di Iran tersebut pada akhir Februari lalu.
Amir Afkhami, seorang sejarawan yang pernah menulis pengalaman epidemi kolera di Iran mengatakan, kuburan massal tersebut menimbulkan kecurigaan bahwa angka kematian sebenarnya jauh lebih tinggi dan masih ditutup-tutupi oleh otoritas.
"Tidak mengejutkan bahwa mereka sekarang mencoba membuat kuburan massal dan berusaha menyembunyikan dampak sebenarnya dari penyakit tersebut," ujar Afkhami yang juga merupakan profesor di Universitas George Washington.
Ia mengatakan bahwa pemerintah takut merusak hubungan dagang antara Iran dan China yang menjadi salah satu sebab virus corona menyebar begitu cepat di Iran.
"Karena status China sebagai mitra komersial utama negara itu, pemerintah Iran tidak melakukan pemeriksaan sebagaimana mestinya terhadap pengunjung dari China."
"Kemudian, kurangnya transparansi dan keengganan (pemerintah) Teheran untuk mengambil langkah tegas seperti isolasi dan karantina di wilayah-wilayah terjadinya wabah, turut membantu penyebaran virus ini." imbuh Afkhami.
Sebelumnya, wakil Menteri Kesehatan Iran, Iraj Harirchi menggelar konferensi pers yang menyangkal wabah virus terjadi di Iran. Namun malam setelah konferensi tersebut, Harirchi terdeteksi positif corona.
Selain itu, anggota parlemen Iran, mantan diplomat dan penasihat senior Ali Khameni juga meninggal akibat infeksi corona.
Baca Juga: Detik-detik Anjani Bee Tewas, Sempat Naik Ojol sampai 12 Jam Terbujur Kaku
Menurut angka kementerian kesehatan terbaru, lebih dari 10.000 orang terinfeksi dan 429 orang meninggal di Iran akibat corona.
Berita Terkait
-
Grand Prix Australia Dibatalkan, Nasib Formula 1 2020 di Ujung Tanduk
-
Kabur Pekan Lalu, Pasien Positif Corona RS Persahabatan Sudah Dijemput Lagi
-
Pasien Positif Virus Corona Melonjak Jadi 69 Orang, Naik 2 Kali Lipat
-
Israel Disebut Akan Umumkan Vaksin Virus Corona dalam Hitungan Hari
-
AII Minta Pemerintah Transparan Informasikan Wilayah yang Terpapar Covid-19
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional