Suara.com - India lockdown, Dilipji Thakor, seorang buruh migran harus memilih, jalan kaki pulang kampung, atau mati kelaparan.
Diberitakan Channel News Asia, Sabtu (28/03), Thakor adalah satu dari ribuan buruh atau pekerja migran yang terkena dampak dari lockdown yang diterapkan India sejak Rabu lalu.
Ribuan pekerja memilih berjalan kaki pulang kampung yang berkilo-kilo meter jauhnya. Mereka berjalan kaki karena setelah lockdown, tidak ada moda transportasi yang mengantarkan mereka ke luar India.
Disebutkan, sesaat setelah lockdown diterapkan, banyak orang memadati kereta api dan bus untuk pulang, namun masih banyak yang tak terangkut dan telantar.
Orang-orang telantar yang jumlahnya sangat banyak inilah yang kemudian memilih untuk pulang kampung, meskipun harus berjalan kaki jauh.
Bukan hanya jarak yang menjadi tantangan, mereka juga tidak memiliki banyak uang, makanan cuma bawa sedikit, dan rumah singgah juga sudah banyak yang tutup.
"Ya, daripada mati kelaparan, kami memilih untuk berjalan kaki pulang kampung," kata Thakor yang sehari-hari bekerja di mal, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Lalu ada lagi Jamu Rathwa yang jalan kaki berkilo-kilo meter sambil menggendong anaknya.
"Setidaknya di kampung, kami punya rumah dan sanak famili, di sini kami bukan siapa-siapa," kata Jamu yang sehari-hari menjadi pekerja konstruksi ini.
Baca Juga: Gokil, Pakai Helm 'Corona', Polisi India Imbau Warga di Rumah Aja
Kemudian ada Birender, mantan sopir taksi di New Delhi yang harus berjalan kaki sejauh 320 kilometer untuk bertemu dengan keluarganya, entah bagaimana caranya.
"Selama tiga atau empat hari ini saya belum makan makanan yang layak, saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan di sini tanpa makanan dan tempat singgah," kata Binder seperti dikutip dari AFP.
Ribuan pekerja jalan kaki
Biasanya terdapat sekitar 100 ribu pekerja semi terdidik di India. Berdasarkan survei pemerintah India tahun 2016-2017, jumlah tersebut menjadi seperlima dari pekerja yang ada di India.
Mereka biasanya berasal dari daerah miskin India seperti Bihar dan Uttar Pradesh. Para buruh ini memilih mengadu nasib di kota.
Di kota, para buruh tinggal di penginapan sempit, waktu kerja yang lama hanya untuk beberapa lembar uang dan bahkan bekerja dengan risiko tinggi.
Berita Terkait
-
Rumus Baru UMP 2026, Mampukah Penuhi Kebutuhan Hidup Layak?
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Serikat Pekerja Ajukan Tiga Tuntutan Perbaikan Rumus UMP 2026
-
5 Sepatu On Cloud Terbaik untuk Lansia, Nyaman Dipakai Jalan Kaki Maupun Olahraga
-
Tolak Politik Upah Murah, Puluhan Ribu Buruh Siap Kepung Istana pada 19 Desember
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Kick Off Program Quick Win Presiden Prabowo, Menteri Mukhtarudin Lepas 1.035 Pekerja Migran Terampil
-
Kejati Jakarta Tetapkan RAS Tersangka Kasus Klaim Fiktif BPJS Ketenagakerjaan Rp 21,73 Miliar
-
Said Didu Sebut Luhut Lebih Percaya Xi Jinping Ketimbang Prabowo, Sinyal Bahaya bagi Kedaulatan?
-
IACN Endus Bau Tak Sedap di Balik Pinjaman Bupati Nias Utara Rp75 Miliar ke Bank Sumut
-
Sesuai Arahan Prabowo, Ini Gebrakan Menteri Mukhtarudin di Puncak Perayaan Hari Migran Internasional
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan