Suara.com - Pengungsi Rohingya dan Somalia kini menghadapi ancaman baru untuk keselamatan hidup mereka yaitu virus corona.
Mengalihbahasakan dari South China Morning Post, para pengungsi yang tinggal di Indonesia itu telah menerima kunjungan dari perwakilan International Organization for Migration (IOM) di Hotel Pelangi di Medan pada awal Maret lalu.
Perwakilan IOM itu mengatakan bahwa ada virus mematikan yang tengah melanda. Mereka menyarankan para pengungsi untuk sering cuci tangan dan menjaga jarak sosial.
Namun, mereka tak diberi sabun, masker atau pun hand sanitizer. Dalam pertemuan di hotel itu, mereka bahkan harus tidur dengan tiga orang lainnya dalam satu kamar. Ini membuat anjuran menjaga jarak sosial itu mustahil dilakukan.
"IOM menyarankan kami untuk tidak meninggalkan kamp. Tapi kita harus keluar untuk membeli makanan. Jika kita tidak keluar, bagaimana kita akan makan?" kata Hamda, seorang pengungsi Somalia.
Keberadaan virus ini juga menambah beban kekhawatiran Hamda pada ibunya. Ibunya menderita kejang-kejang setelah dipukuli oleh anggota kelompok teroris Al-Shabab di Somalia.
"Saya sangat khawatir karena kondisi yang ia alami. Kita tidak bisa melakukan apa pun untuk melindungi diri. Tolong bawakan kami sabun, maka setidaknya kami dapat membantu diri kami sendiri," kata Hamda.
Para pengungsi ini datang ke Indonesia sejak sembilan tahun lalu untuk melarikan diri dari kejahatan genosida di negara mereka sendiri. Namun sekarang mereka juga menghadapi kebingungan.
"Kami terus-menerus mencurigai satu sama lain memiliki virus," kata Fahed Mohammed Abdullah yang melarikan diri dari Somalia pada 2013 lalu.
"Kami tidak tahu kapan kami akan mendapatkan Covid-19, tetapi kami tahu kami tidak akan mendapatkan kesempatan untuk pergi ke rumah sakit jika kita melakukannya. Kami adalah pengungsi," kata Fahed pada South China Morning Post.
Baca Juga: 621 Orang Dimakamkan dengan Protap Corona, DKI Klaim Tak Semuanya Positif
Proses untuk mendapat perawatan medis di kamp pengungsian juga rumit. Jika salah satu pengungsi tidak sehat, mereka harus pergi ke klinik yang tersedia tak jauh dari kamp.
Ketika kasus mereka dianggap 'darurat', mereka akan dikirim ke rumah sakit setempat dan tagihan akan ditanggung oleh IOM.
Namun, itu adalah skema jika situasi sedang normal. Saat pandemi, hanya ada 11 ruang isolasi covid-19 di kota Medan untuk penduduk yang berjumlah lebih dari 2 juta orang itu.
Penanganan pemerintah Indonesia
Menurut Andreas Harsono, peneliti di Human Rights Watch Indonesia, kurangnya sumber daya seharusnya tidak menjadi alasan untuk mendiskriminasi kelompok tertentu.
"Pemerintah nasional dan lokal Indonesia tidak bisa melindungi negara dari pandemi covid-19 dan dampak ekonominya jika mereka menolak bantuan perawatan kesehatan dan bantuan keuangan untuk para pengungsi Rohingya dan Somalia ini," kata Andreas.
Berita Terkait
-
621 Orang Dimakamkan dengan Protap Corona, DKI Klaim Tak Semuanya Positif
-
Satu Warga Positif Corona, Trenggalek Kini Masuk Zona Merah di Jatim
-
EKSKLUSIF, Cerita Mahasiswa Italia: Suasana Seperti Perang Dunia (Part 1)
-
Heboh Nasabah Tergeletak saat Wabah Corona, Ini Kata Bos Bank BCA
-
Pilih Pulang Mandiri, Puluhan Ribu Pekerja Migran Indonesia Sudah Tiba
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Satire Berkelas Wisudawan Rayakan Kelulusan Sambil Pegang Ijazah: Jokowi Mana Bisa Gini
-
Operasi Tanpa Izin, Dishub Segel Dua Lokasi Parkir Milik BUMD Dharma Jaya
-
Cabuli Keponakan Sambil Direkam, Aksi Bejat Paman Terbongkar usai Ortu Korban Lihat Kiriman Email
-
Di Balik Skandal Irjen Krishna Murti: Inilah Nany Arianty Utama, Istri Sah yang Setia Dampingi Suami
-
Sidang Gugatan Perkosaan Mei '98, Kuasa Hukum Fadli Zon Mengaku Belum Tahu Objek Perkara
-
Penyelidikan Kasus Kematian Arya Daru Masih Lanjut, Polisi Terbuka Jika Keluarga Punya Bukti Baru
-
Karma Kopi Sianida? Aib Irjen Krishna Murti Dibongkar Rismon, Dituding Main Serong Hingga Cuci Uang
-
Hari Tani Nasional 2025: Ketimpangan Agraria Jerat Petani, SPI Desak Pemerintah Bertindak!
-
Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Himbara: Banggar DPR Wanti-Wanti, Awas Salah Sasaran!
-
Ratusan Pelajar Keracunan Massal Usai Santap MBG, Polisi Turun Tangan Hingga RS Kewalahan