Suara.com - Politikus Rizal Ramli menilai cercaan dan hinaan yang dialami oleh Presiden Jokowi belum seberapa jika dibandingkan dengan Presiden Gusdur atau Presiden Habibie.
Menurutnya, kritik serta hinaan yang diterima kedua presiden tersebut jauh lebih berat dengan yang diterima oleh Presiden Jokowi saat ini.
"Kritik yang faktual, yang ngasal, dan yang bersifat fisik bullying terhadap Presiden Habibie dan Presiden Gus Dur Luar biasa brutal, vulgar, dan masif. Tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan era @jokowi," kata Rizal via Twitter-nya @RamliRizal.
Ia pun mengenang bagaimana kedua mantan Presiden RI itu menangani kritik dan hinaan.
Menurut Rizal, Habibie memilih untuk tetap fokus dan tak mengindahkan soal cercaan masyarakat. Sementara, Gus Dur bersikap cuek.
"Habibie tetap fokus, Gus Dur cuek abis 'Emang Gus Pikiran', enggak pakai asal nangkap," katanya melanjutkan.
Pernyataan Rizal justru diamini oleh kebanyakan warganet. Bahkan, salah seorang warganet menambahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam daftar.
"Pak beye dong sampai dibawain kerbau, fotonya ditempel di dekat anu, fotonya dibakar," tulis akun @indeeriri.
Reaksi yang senada juga diungkapkan oleh pengguna Twitter dengan nama akun @herimagek.
Baca Juga: Ketua DPRD Tak Dikabari Anies soal Dana Corona Rp 3 T: Gimana Mau Disetujui
Menurutnya, pada era pemerintahan SBY tak satupun penghina presiden ditangkap. Tetapi, di era Jokowi, baru kritik sedikit sudah mendapat ancaman.
"Zaman @SBYudhoyono dulu mahasiswa demo dengan narasi yang begitu keras tak satupun yang ditangkap. Rezim @jokowi baru dikritik doang udah panik dan main ancam, bukti bahwa mereka tak punya argumen kuat dalam tindakan dan keputusan yang mereka ambil," ungkapnya.
Belum lama ini, Kapolri mengeluarkan Surat Telegram yang berisi tentang Penghinaan Presiden. Surat itu mengatur hukuman bagi siapa saja yang kedapatan menghina presiden dalam menangani wabah corona.
Telegram itu dikecam oleh banyak pihak termasuk salah satunya oleh mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Berita Terkait
-
Saksi Bisu Perjalanan Bangsa: Mercy Tua Tunggangan Soeharto, Habibie, dan Gus Dur 'Mejeng' di Istana
-
Rekam Jejak Abraham Samad, Kini Terjerat Isu Ijazah Palsu Jokowi
-
Jokowi Bilang SBY Negarawan, Demokrat Anggap Polemik 'Partai Biru' Selesai
-
Sirene Darurat Intoleransi Meraung, Alissa Wahid Ajak Bangsa Kembali ke DNA Asli
-
Kecam Pengadu Domba, Ibas Murka Demokrat Diseret Isu Ijazah Jokowi
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra
-
Kemendagri Kirim 1.054 Praja IPDN ke Aceh untuk Pulihkan Desa Terdampak Bencana
-
Profil Amal Said, Dosen Viral Ludahi Pegawai Kasir Terancam Dipenjara
-
Bundaran HI Siap Sambut Tahun Baru 2026, Panggung Hampir Selesai
-
Begini Kata Hasto Soal Sejumlah Ketua DPD PDIP Masih Rangkap Jabatan di Partai
-
Kecelakaan Beruntun di Tol Dalam Kota, Arus Arah Slipi Macet Panjang hingga 4 Kilometer!
-
Bukti Kehadiran Negara, Kemen PU Turun Langsung Bersihkan Pesantren Darul Mukhlisin
-
Waketum PAN Sebut Pilkada Lewat DPRD Layak Dipertimbangkan: Bisa Tekan Politik Uang dan Dinasti
-
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
-
KPK Sebut Penyidikan Kasus Haji Segera Rampung, Bagaimana Nasib Gus Yaqut hingga Bos Maktour?