Suara.com - Para Pekerja Seks Komersial (PSK) di Hong Kong dihadapkan dengan pilihan yang sulit ditengah pandemi virus corona. Di saat mereka berusaha keras mencari pelanggan demi memenuhi kebutuhan hidup, mereka juga dihadapkan dengan kekhawatiran akan menularkan virus corona kepada anak mereka.
Kenyataan itulah yang dialami oleh Cici, seorang PSK dan ibu dari dua anak. Sudah empat tahun ia bekerja menjadi PSK di Hong Kong namun baru kali ini ia merasakan kekhawatiran yang luarbiasa.
Bukan hanya karena penghasilan yang tak seberapa, tetapi juga karena ia menyadari pekerjaannya sangat rentan dalam penularan virus corona.
"Setiap pelanggan bisa saja terinfeksi dan saya selalu khawatir. Saya tidak ingin menulari anak-anak saya," kata Cici dialihbahasakan dari South China Morning Post, Selasa (21/4/2020).
Jauh sebelum corona menyebar, Cici biasanya bisa mendapatkan 1.000 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 20 juta dalam sehari. Kini, setelah corona menyebar di Hong Kong sejak Januari, mencari seorang pelanggan dalam sehari sangat sulit.
Sejak kasus pertama corona di Hong Kong pada Januari, pemerintah setempat telah memerintahkan warga untuk melakukan pembatasan sosial. Sejak saat itu penghasilan Cici mengalami penurunan secara drastis.
"Saya belum pernah mengalami bisnis yang sedemikian buruk," ujar wanita berusia 30 tahun itu.
Mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah bukan menjadi pilihan baik bagi Cici. Ia tetap harus bekerja demi bisa bertahan hidup di salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia itu.
Ia menyadari pekerjaannya sangat berisiko tinggi terpapar corona, namun ia tak memiliki pilihan lain. Sebagai upaya pencegahan, Cici mengubah cara bekerjanya.
Baca Juga: 6 Langkah Sederhana Cegah Virus Corona di Mobil
Ia akan memeriksa suhu tubuh pelanggannya sebelum masuk ke kamar di rumah bordil. Ia juga meminta sang pelanggan mengenakan masker dan mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas bersamanya.
"Jika mereka menolak, saya akan meminta mereka pergi," ungkapnya.
Setelah aktivitas selesai, Cici segera membersihkan kamar tersebut. Ia menyadari sedang mempertaruhkan nyawanya, namun hanya cara itu yang bisa dilakukan Cici demi bisa bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan kedua buah hatinya.
Nasib serupa dialami para PSK lainnya di Asia bahkan seluruh dunia. Mereka dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan pelik demi bertahan hidup.
Berita Terkait
-
Hari Kartini, Grup Arisan Bisa Jadi Sarana Edukasi Saat Pandemi
-
Aksi Perampokan Meningkat, Polisi Minta Pengusaha Minimarket Pasang CCTV
-
Pangkas Waktu Pengetesan Covid-19, Ghana Manfaatkan Drone
-
Beras Impor Terkendala Lockdown, DPR: Momentum Bulog Wujudkan Swasembada
-
Virus Corona Sudah Masuk Korea Utara?
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?