Suara.com - Pantai Gading dan Ghana kini mewaspadai lonjakan pekerja anak di tengah pandemi virus corona menyusul ditutupnya akses ke desa-desa sehingga pengawas tidak dapat masuk di musim panen buah kakao.
Seperti diketahui, kedua negara Afrika Barat itu menghasilkan sekitar 65% kakao dunia. Akan tetapi pekerja anak atau pekerja di bawah umur menjadi masalah yang telah lama berakar di sektor tersebut, meskipun perusahaan cokelat dunia seperti Nestle dan Hershey berjanji untuk meminimalisir.
Fairtrade Afrika mengatakan telah menerima laporan tentang kemungkinan kasus pekerja anak di kawasan Pantai Gading bagian timur dan barat dalam beberapa pekan terakhir dan menyampaikan informasi itu kepada pemerintah.
Juru bicara pemerintah untuk Pantai Gading dan Ghana belum dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
"Dalam keadaan normal, anak-anak sudah rentan, dan sekarang mereka tidak pergi ke sekolah," kata Anne-Marie Yao, manajer kakao regional untuk Fairtrade Afrika.
"Kami tidak memiliki akses ke desa-desa itu, kami tidak tahu persis apa yang terjadi, dan kami tahu bahwa ini adalah periode panen pertengahan musim," katanya kepada Thomson Reuters Foundation seperti dikutip Antara.
"Mereka tidak memiliki staf di lapangan karena pandemi, dan tempat penampungan anak-anak yang diselamatkan ditutup," tambahnya.
Lebih dari dua juta anak bekerja di sektor kakao di Ghana dan Pantai Gading. Jumlah itu meningkat dari 10 tahun yang lalu, menurut rancangan laporan yang disponsori pemerintah Amerika Serikat.
Beberapa anak bekerja untuk orang tua mereka sementara yang lain diperdagangkan dari luar negeri, menurut para pegiat.
Baca Juga: Satu Pelajar Tewas Dibacok saat Tawuran di Bulan Puasa
"Kami belum melihat bukti bahwa jumlah pekerja anak telah meningkat, tetapi ini masih dini," kata Nick Weatherill, direktur eksekutif dari International Cocoa Initiative, sebuah yayasan berbasis di Swiss yang berupaya menghapuskan pekerja anak.
"Jika situasi saat ini terus berlanjut, peningkatan kasus pekerja anak sangat mungkin terjadi," tambahnya.
"Tindakan awal seperti bantuan transfer tunai ke rumah tangga dapat membantu, karena kerugian ekonomi akibat pandemi juga akan menjadi faktor risiko yang memaksa anak-anak untuk bekerja," kata Weatherill.
Para guru sering kali menjadi yang pertama menemukan pelanggaran pada anak, kata Yao. Ia menyarankan negara agar dapat menginstruksikan guru untuk tetap berhubungan dengan siswa mereka dan tidak semua meninggalkan masyarakat.
Pekan lalu, Komite antiperdagangan manusia nasional Pantai Gading mengingatkan para orang tua di negara itu bahwa mempekerjakan anak-anak adalah tindakan yang melanggar hukum.
"Musim panen dan penutupan sekolah tidak boleh menjadi alasan untuk melanggar hak anak-anak," kata ibu negara Pantai Gading Dominique Ouattara, yang memimpin komite tersebut.
Berita Terkait
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
-
Pasien COVID-19 di Taiwan Capai 41.000 Orang, Varian Baru Corona Kebal Imunitas?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
Pemprov Jakarta Siagakan 1.200 Pompa Hadapi Ancaman Hujan Ekstrem Dua Hari ke Depan
-
Menkeu Purbaya Tolak Duduk di Kursi Utama Saat Sidak Rapat Direksi BNI: Bukan Pencitraan Kan Pak?
-
Pulangkan Mercy Habibie ke Anaknya, KPK Sita Rp1,3 Miliar Uang DP Ridwan Kamil
-
Komisi XIII DPR Minta Negara Lindungi 11 Warga Adat Maba Sangaji dari Dugaan Kriminalisasi Tambang
-
Menteri PPPA Kecam Pelecehan Seksual di Bekasi:Dalih Agama Tak Bisa Jadi Pembenaran
-
Modus Licik Kasus Pagar Laut: Kades Arsin dkk Didakwa Jual Laut usai 'Disulap' Daratan Fiktif!
-
Babak Baru Korupsi Chromebook: Kejagung Mulai 'Korek' Azwar Anas dalam Proses Lelang di LKPP
-
Kemenag Ungkap Lonjakan Nikah Siri Pada Anak Muda, Ada 34,6 Juta Pernikahan Tak Tercatat Negara
-
Misteri Mi Goreng Lembek! Fakta di Balik Keracunan MBG Massal Siswa SDN 01 Gedong Terungkap
-
Pemda Didukung Mendagri untuk Sukseskan Implementasi PSEL