Suara.com - Silvia Ontivero, wanita paruh baya asal Argentina, menulis surat kepada pihak berwenang meminta pembunuh putranya dibebaskan dari penjara selama pandemi virus Corona.
Diketahui terpidana kasus pembunuhan itu, Diego Arduino, memiliki penyakit asma yang bisa membahayakan nyawanya ditengah pandemi seperti ini.
Sebelumnya, pada Februari lalu, Silvia Ontivero, menghubungi beberapa pejabat pengadilan, mendesak permintaan pembebasan bersyarat si pembunuh putranya ditolak.
Belakangan ia berubah pikiran mengingat krisis kesehatan yang tengah terjadi.
"Saya memang marah. Saya memang menyimpan kebencian. Namun saya tidak pernah berharap dia mati," tulisnya dalam sebuah surat terbuka, dikutip dari BBC News Indonesia—jaringan Suara.com—Jumat (1/5/2020).
Pada Selasa (28/4/2020) lalu, Presiden Argentina Alberto Fernández mendukung rencana melindungi para tahanan, dengan memindahkan menjadi tahanan rumah jika memungkinkan.
Kerusuhan terjadi di penjara-penjara di seluruh negara tersebut dalam beberapa pekan terakhir, di tengah kekhawatiran bahwa virus itu dapat menyebar dengan cepat di dalam ruang-ruang yang penuh sesak dan sanitasi yang buruk.
Keputusan presiden tersebut telah menimbulkan pro kontra. Beberapa kalangan khawatir peradilan dibatalkan, sementara yang lain bersikeras harus lebih banyak lagi napi yang dibebaskan.
Putra Silvia Ontivero, Alejo Hunau yang berprofesi sebagai jurnalis, terbunuh di Kota Andean, Mendoza pada tahun 2004.
Baca Juga: Pilih Vinales Ketimbang Valentino Rossi, Yamaha Dinilai Blunder
Hunau tewas di apartemennya setelah dipukul dengan sebotol minuman anggur. Sang pelaku, Diego Arduino, dijatuhi hukuman 16 tahun karena kasus pembunuhan itu.
Dalam surat terbuka yang dirilis kepada media setempat, Silvia Ontivero mengatakan setelah berpikir keras dan panjang, akhirnya dia mendukung gagasan soal tahanan rumah.
"Kami bicara tentang sesuatu yang berbeda sekarang. Pandemi. Ada banyak penjara yang sesak dipenuhi orang-orang dan saya dapat membayangkan ketakutan yang dirasakan para penghuni di dalamnya," tulisnya.
Dia juga mengatakan kepada situs berita TN bahwa membiarkan si pembunuh berada dalam penjara akan menjadi sebuah hukuman mati, yang selalu dia tentang.
Silvia Ontivero pernah menjadi tahanan politik selama tujuh tahun selama kediktatoran militer di Argentina berkuasa, dari tahun 1976 hingga 1983.
Sebelumnya dia mengatakan selama ditahan dia banyak waktu untuk merenung. Dia ingin memastikan pelaku pembunuh putranya juga punya cukup waktu untuk melakukan hal yang sama, dan menjadi diri yang lebih baik.
Berita Terkait
-
PM Hongaria: Virus Corona Belum Lenyap, Siap-siap Hadapi Gelombang Kedua
-
Afrika Waspadai Peningkatan Jumlah Pekerja Anak di Tengah Pandemi Corona
-
Geger Mayat Wanita Hamil Tergeletak di Apartemen, Suaminya Tewas di Sungai
-
Viral Takmir Ingin Robohkan Masjid Karena Tak Dipakai Selama Pandemi Corona
-
Berisiko, Industri Otomotif di Amerika Serikat Tunda Kegiatan Pabrik
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati