Suara.com - Media sosial baru-baru ini dihebohkan dengan viralnya video aksi tiga perempuan menginjak kucing hingga mati mengenaskan.
Dalam video yang beredar, terlihat kucing berwarna abu-abu itu diikat menggunakan seutas tali, lalu para pelaku menginjak bagian ekor dan tubuh bagian belakang kucing malang itu.
Seorang warga Malaysia yang merasa miris melihat hal itu pun melaporkan ketiga pelaku ke Kepolisian Diraja Malaysia.
Kegemparan video sadis itu pun membuat banyak orang menganggap bahwa kejadian itu terjadi di Malaysia.
Namun pada kenyataannya seperti yang dilaporkan World of Buzz, kejadian itu bukan terjadi di Malaysia melainkan di Honduras.
Ketika ditelusuri Teleceiba Internacional, sebuah saluran berita yang berbasis di Honduras, Amerika Selatan, aksi dalam video itu dilakukan oleh sebuah komunitas fetisisme.
Video itu pertama kali diunggah pada tahun 2015 di sebuah laman Deep Web, sebuah laman yang tak bisa diakses menggunakan mesin pencari biasa.
Dari laman itu, bukan saja menginjak kucing dengan kaki telanjang, beberapa wanita juga terekam menginjak hewan kecil itu dengan menggunakan sepatu stiletto yang tajam.
Selain kucing, komunitas ini juga membunuh dan melukai hewan-hewan lain seperti kelinci.
Baca Juga: Livestreaming Lewat CCTV Bisa Lepaskan Rindu Keluarga di Kampung Halaman
Situs ini juga dikabarkan membebankan biaya sebesar 2000-3000 Lempiras Honduras atau sekitar Rp 1,2-1,8 juta per unggahan video.
Sementara itu, insiden ini telah menyita perhatian publik sosial media den menuai kecaman besar.
Publik pun diingatkan agar melaporkan jika mengetahui tindakan penyiksaan atau pembunuhan sadis pada otoritas yang bergerak pada kasus perlindungan hewan di situs Stopcrush.org.
Berita Terkait
-
Tolak Pemakaman Pasien Corona, Warga Bentrok Lempari Polisi Pakai Batu
-
Tolak Jenazah Pasien Corona, Warga Honduras Bentrok dengan Polisi
-
Perempuan Disekap, Dipukuli, Dipaksa Mabuk, Diperkosa, Pelaku Diduga Dokter
-
Menhan Malaysia: Prediksi Pakar Kesehatan, COVID-19 Akan Bertahan 2 Tahun
-
7 Warga Asing di Malaysia Kabur dari Pusat Karantina
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Digugat Praperadilan, KPK Bantah Hentikan Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji Era Gus Yaqut
-
Sempat Jadi Tontonan Warga! Mayat Pekerja Ditemukan Kaku di Bak Kontrol Pompa Air Patung Kuda Monas
-
Viral Cium Anak Perempuan, KemenPPPA Sebut Perilaku Gus Elham Berbahaya: Jangan Normalisasi
-
Gus Elham Suka Cium Anak Kecil, Komisi VIII Sepakat Dengan PBNU: Bertentangan Dengan Ajaran Islam!
-
Greenpeace Ingatkan Pemerintah: COP30 Jangan Jadi Panggung Retorika Iklim
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?