Suara.com - Sebanyak empat warga Kabupaten Pasaman Sumatera Barat (Sumbar) yang sudah meninggal dunia terdaftar sebagai orang yang menerima bantuan langsung tunai (BLT).
Dilansir Covesia.com-jaringan Suara.com, persoalan tersebut membuat heboh warga, apalagi nama penerima yang sudah meninggal tersebut beredar di media sosial (medsos) Facebook. Nama tersebut diunggah seorang pengguna Facebook dengan akun Wania Fitriani.
Menanggapi kehebohan tersebut Kepala Dinas Sosial Pasaman Amdarisman ketika dikonfirmasi Covesia.com, mengakui fakta tersebut.
"Kalau data BLT dari Kemensos pusat memang demikian. Sebab data penerima dan jumlah dananya itu sudah langsung dikirim oleh Kemensos pusat ke pemerintah Kabupaten Pasaman. Ini mungkin kelemahan data dari Pusdatin Kemensos yang masih memakai data penduduk yang lama dan tidak terbaru," katanya, Jumat (8/5/2020).
Amdarisman menyebut, dari data itu ada beberapa kategori data salah yang ditemukan pihaknya di lapangan.
"Ada data penerima yang sudah meninggal dunia, data ganda, dan bahkan penerima tidak ditempat (pindah). Kemudian KK berbeda dengan NIK yang sama dan sebaliknya NIK berbeda dengan KK yang sama. Data yang salah seperti Itulah yang kami sandingkan sampai disini untuk dibersihkan dan dikirim kembali ke pusat untuk tidak disalurkan," tambahnya.
Lebih lanjut, ia meminta kepada masyarakat agar tidak perlu resah dengan adanya data penerima yang salah tersebut.
"Data yang salah seperti itu tidak akan disalurkan dana BLT nya dan otomatis dikembalikan ke pusat. Semua petugas penyalur seperti pihak pos maupun Bank yang menjadi mitra sudah memahami mekanisme tersebut. Jadi tidak perlu dibesark-besarkan," katanya.
Andarisman juga menyampaikan, jika masalah tersebut tidak hanya dialami Kabupaten Pasaman saja dalam proses penyaluran dana BLT.
Baca Juga: Anggota DPRD Gresik Dapat BLT, Ngabalin Akui Data Bantuan Corona Berantakan
"Masalah serupa juga dialami oleh kabupaten/kota lain di Indonesia. Makanya petugas kita bersama Disdukcapil Pasaman sangat selektif dan hati-hati dalam penyaluran setiap Bansos agar tidak tumpang tindih," katanya.
Berita Terkait
-
Jokowi Perintahkan Distribusi Bansos Jabodetabek dalam 6 Tahap Penyaluran
-
Menteri PMK Sebut Warga 'Miskin Kagetan' Muncul saat PSBB, Apa Maksudnya?
-
Sangkal Ucapan Anak Buah, Anies Klaim Bansos Corona Tidak Dadakan
-
Kemensos dan Pemprov DKI Diminta Bersinergi Benahi Data Penerima Bansos
-
DPRD Usul Anies Ganti Bansos dengan Uang Tunai
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik
-
HUT ke-80 TNI di Monas Hasilkan 126,65 Ton Sampah!
-
Pemerintah Tegaskan Pasal 8 UU Pers Sudah Jamin Perlindungan Hukum bagi Wartawan
-
Gibran Pimpin Upacara Pemakaman Istri Wapres ke-4: Hormat Terakhir untuk Karlinah
-
SK Baru Menkum, Agus Suparmono jadi Waketum Dampingi Mardiono di Pucuk PPP
-
Geger Udang Cikande Terpapar Radioaktif, Waka MPR Eddy Soeparno: Ini Bukan Hal Ringan!
-
DAS Ciliwung Jadi Lokasi Aksi Bersih PLN dan KLH: Angkut 176 Kg Sampah dan Tanam 2.500 Pohon