Suara.com - MANUSIA perahu, pernah menjadi simbol buah dari penggusuran yang terjadi di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara pada 2016 silam. Saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjadi Gubernur DKI Jakarta menggusur pemukiman di Kampung Akuarium dengan alasan revitalisasi dan menduduki tanah negara.
Masyarakat di Kampung Akuarium sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Mereka menggantungkan hidup dari laut. Laut bagi mereka tak sekedar hamparan air yang luas. Namun, lebih dari itu.
Laut adalah tempat mengadu nasib, mencari ikan atau makhluk hidup lainnya, bahkan sebagai pelerai rasa lapar. Alhasil, para nelayan menolak direlokasi ke Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur dan memilih menjadi 'manusia perahu' untuk sementara waktu.
Kisah ini dituturkan oleh Topaz Juanda, Ketua RT12, RW04, Penjaringan, Jakarta Utara.
Dia mengatakan, kekinian sudah tidak ada lagi warga yang menjadi 'manusia perahu'. Mereka yang pernah menjadi 'manusia perahu', kata Topaz, menolak direlokasi ke Rusunawa Pulogebang dengan satu alasan: jauh dari laut.
Artinya, perlu ada pengeluaran tambahan bagi para nelayan untuk sampai ke laut. Selain ongkos perjalanan, para 'manusia perahu' yang menolak direlokasi juga beralasan tidak ingin jauh dari kapal-kapal mereka.
"Karena pekerjaan mereka nelayan, kalau pindah ke sana bingung. Kalau mereka pulang ke Rusunawa terus yang jagain kapalnya siapa?" kata Topaz di Kampung Akuarium, Selasa (12/5/2020).
Jumlah warga yang menghuni Kampung Akuarium adalah 350 jiwa yang terdiri dari 103 Kepala Keluarga (KK). Hampir 20 persen masyarakat Kampung Akuarium adalah nelayan, mencari rezeki di laut.
Pascapenggusuran, ada sekitar 30 orang yang terdiri dari 15 KK yang memilih menjadi 'manusia perahu'. Mereka, saat itu, memilih tinggal sementara di perahu ketimbang pindah ke Rusunawa Pulogebang.
Baca Juga: Terbitkan Pergub Sanksi PSBB, Anies: Biar Penindakan Ada Dasar Hukumnya
"Waktu itu ada sekitar 15 KK yang terdiri dari 30 orang yang menjadi manusia perahu. Total perahunya lebih dari sepuluh," sambung Topaz.
Topaz bercerita, warga yang memilih tinggal di perahu kini sudah memunyai tempat tinggal. Mereka --manusia perahu-- hanya dua bulan tinggal di perahu.
Tumbangnya rezim Ahok, melahirkan hikayat baru bagi masyarakat Kampung Akuarium. Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, terpilih menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta. Bersama Sandiaga Uno --yang sebelumnya menjadi wakilnya-- Anies dipercaya memimpin Ibu Kota untuk periode 2017 hingga 2022.
Terbitnya Anies memberi secerca harapan bagi para 'manusia perahu'. Pada bulan ketiga pascapenggusuran, munculah istilah shelter sementara Kampung Akuarium. Para 'manusia perahu' pindah ke shelter sementara Kampung Akuarium dan tak lagi tinggal di perahu.
"Mereka yang jadi manusia perahu itu pascapenggusuran, sebulan atau dua bulan setelah penggusuran. Kalau sekarang sudah enggak ada sih. Semenjak adanya shelter, mereka dipindahkan ke bangunan sementara. Untuk yang gubuk-gubuk juga sudah tidak ada. Jadi hanya sebulan dua bulan aja," ungkap Topaz.
Kekinian, ada tiga blok yang ada di shelter sementara Kampung Akuarium. Tiga blok yang berbentuk letter U ini masing-masing dihuni lebih dari 20 jiwa. Blok A, dihuni oleh 38 KK, Blok B dihuni 26 KK, dan Blok C dihuni 24 KK.
Tag
Berita Terkait
-
Hari Pertama Jadi Kapolda Bengkulu, Teguh Sarwono Dikarantina COVID-19
-
Peran Ibnu Sina Bantu Perangi Virus Corona dari Akhirat
-
PKL Tanah Abang Berjejer di Trotoar, Pedagang-Pembeli Tak Ada Jaga Jarak
-
Hari Perawat Internasional: Kisah 2 Perawat Berjuang selama Wabah Corona
-
Transportasi Dibuka, Harga Tiket Bus AKAP di Pulo Gebang Naik 100 Persen
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Polda Metro Jaya Catat Laporan Kejahatan Terbanyak Sepanjang 2025, Capai 74 Ribu Kasus
-
Alarm Narkoba di Jakarta: 27 Orang Terjerat Tiap Hari, 7.426 Kasus Terungkap Sepanjang 2025
-
Tutup Tahun 2025 di Lapangan, Presiden Prabowo Tinjau Pemulihan Bencana di Tapanuli Selatan
-
Kado Akhir Tahun, Pemprov DKI Gratiskan Transum Selama Dua Hari
-
PDIP Kecam Teror terhadap Pegiat Medsos dan Aktivis, Guntur Romli: Tindakan Pengecut!
-
Hari Terakhir Pencairan BLTS Rp900 Ribu, Kantor Pos Buka hingga Tengah Malam
-
Densus 88: Ideologi Neo Nazi dan White Supremacy Menyasar Anak Lewat Game Online!
-
Menteri Berulah, Presiden Menanggung Beban? Syahganda Desak Prabowo Gunakan Strategi Sun Tzu
-
Periksa 15 Saksi, KPK Duga Eks Kajari HSU Potong Anggaran Internal dan Cairkan Tanpa SPPD
-
Antisipasi Kepadatan Tahun Baru, 35 KA Jarak Jauh Bisa Naik-Turun di Stasiun Lempuyangan