Suara.com - Ketegangan Amerika Serikat dan China semakin memanas. Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya sedang tidak ingin berbicara kepada Presiden Xi Jinping.
Menyadur AFP, Trump bahkan menyebut dirinya bisa saja memutuskan hubungan AS dan China soal upaya penanganan pandemi virus corona.
"Saya punya hubungan yang baik (dengan Xi), tapi saat ini aku sedang tidak ingin berbicara dengannya," ujar Trump kepada Fox Bussiness.
"Saya sangat kecewa dengan China. Saya memberitahu hal ini anda sekarang," imbuh dia.
Ditanya soal apa yang akan dilakukan AS, alih-alih memberikan jawaban spesifik, Trump melayangkan komentar dengan nada ancaman.
"Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa melakukan sesuatu. Kita bisa memutuskan seluruh hubungan," jelas Trump.
"Jika anda melakukannya, apa yang akan terjadi? kata Trump. "Anda akan menghemat US$ 500 miliar jika anda memutuskan seluruh hubungan."
Selama berminggu-minggu, Trump menuding China sebagai dalang dibalik tersebarnya virus corona secara tak terkendali karena menyembunyikan skala sebenarnya dari Covid-19.
Terkait tuduhan yang dilayangkan Trump, pihak China membantah keras dengan memberikan argumen bahwa China telah mengirimkan semua data yang mereka punya terkait Covid-19, sesegera mungkin ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Membuat Kue Bisa Jadi Terapi Mengatasi Kecemasan
Namun Trump tetap ngeyel, ia mempertegas kembali tudingan ke China. "Mereka bisa menghentikannya. Mereka bisa menghentikannya di China yang merupakan asalnya. Tapi itu tidak terjadi."
"Sungguh menyedihkan dengan apa yang menimpa dunia dan negara kita, dengan semua kematian ini," imbuh dia.
Senada dengan Trump, Menteri Luar Negeri As Mike Pompeo juga melayangkan tuduhan ke China, Kamis (14/5) lalu.
"Sementara AS dan sekutu serta mitra kami mengkoordinasikan respon kolektif yang transparan untuk menyelamatkan jiwa, PRC terus membungkam ilmuwan, jurnalis, dan warganya, serta terus menyebarkan informasi salah yang memperburuk dampak krisis kesehatan ini," ujar Pompeo.
Menjawab tudingan, Duta Besar China untuk Inggris Liu Xiaoming, menyatakan bantahan, "tidak ada yang ditutup-tutupi."
"China adalah korban. China bukan pelakunya."
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Tak Bayar Utang Pajak Rp25,4 Miliar, DJP Sandera Pengusaha Semarang: Ini Efek Jera!
-
Broker 'Hantu' Korupsi Petral Terkuak, KPK: Modus Ini Bikin Harga Minyak Impor Jadi Mahal
-
Tepis Kekhawatiran Publik, Menteri HAM Klaim 80 Persen Revisi KUHAP Lindungi HAM
-
Raperda KTR Ancam 'Bunuh' Konser Musik Jakarta, Legislator: Banyak Mudharatnya
-
Pohon Tumbang Teror Warga Jakarta, Pramono Anung: 62 Ribu Sudah Dirapikan, Cuaca Ekstrem Biangnya
-
KPK Bidik Raksasa Sawit Jadi Tersangka Korporasi di Kasus Suap Inhutani V
-
Menteri PANRB Rini Widyantini: Paguyuban PANRB Perkuat Ekosistem Birokrasi Kolaboratif
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Aset Sudah Disita tapi Belum Diperiksa, KPK Beri Sinyal Tegas untuk Ridwan Kamil
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia