"Jadi memang dengan 18 orang, itu kita masih ngos-ngosan, karena hampir satu dokter itu meng-cover 4-5 lantai. Artinya 200-300 (pasien) dalam satu kali shift. Itu juga masih luar biasa berat kita pikirkan," jelas Hartati.
Jadi, lanjut Hartati, tim dokter sulit mengambil cuti lebaran meninggalkan teman-teman yang bekerja di RS Wisma Atlet. "Karena semakin sedikit (dokter), semakin tinggi, artinya beratnya. Risiko kelelahan bagi tim yang ada kan," katanya.
"Kita bahkan jauh-jauh hari sudah tidak pernah berpikir untuk bulan puasa sama keluarga, apalagi Idul Fitri atau lebaran. Mimpi itu sudah jauh kita simpan di dalam lemari," lanjut Hartati.
"Kami juga was-was dengan ritual-ritual bulan puasa dan ritual mudik yang terjadi akan merata di seluruh Indonesia. Kalau merata, saya sendiri agak takut membayangkan," Hartati mengomentari pelonggaran kebijakan larangan mudik oleh pemerintah.
Rindu masakan Ibu
Selain Hartati, dokter yang akan mengubur mimpi untuk lebaran bersama keluarga adalah Arbusa. Dokter asal Lampung ini berjaga di RS Wisma Atlet hingga lebaran selesai. "Itu jelas orang tua yang sangat dirindukan," katanya.
Rencana waktu lebaran akan dihabiskan bersama tim medis lain di Wisma Atlet. Itu pun dengan segala keterbatasan, kata Arbusa.
"Kalau di sini ya, teman sekamar saja. Teman-teman yang jaga (sudah) jadi saudara-saudara kita. Lagi pula di sini juga kita social distancing, jadi nggak mungkin sampai ngumpul-ngumpul gitu," kata Arbusa.
Arbusa juga berharap masa pandemi di Indonesia segera berakhir, agar ia bisa menikmati masakan orang tua saat lebaran yang tak sempat dicecapnya tahun ini.
Baca Juga: Fadli Zon Prihatin: Tenaga Medis Seperti Ditembaki Kawan Sendiri
"Opor, Seruit makanan khas Lampung. Di sini nggak akan dapat rasanya. Euforia lebarannya ditunda dulu, kelar Covid nanti langsung pulang. Langsung minta masakin kemarin (masakan) lebarannya apa," katanya sambil tertawa kecil.
Bekerja sampai waktu tidak ditentukan
Di sisi lain Jakarta, Fahrul Aulia Nandana sudah lebih dari dua bulan tidak pulang ke rumah. Ia bekerja 'sampai waktu yang tidak ditentukan' sebagai perawat di Puskesmas Cipayung, Jakarta Timur. "Saya harus benar-benar sampai tuntas dulu ini Covid-nya. Baru tenang," katanya.
Sebagai tenaga medis di fasilitas kesehatan pertama yang merujuk pasien Covid-19 ke rumah sakit, Fahrul mengaku was-was untuk pulang ke rumah. Sebab, puskesmas tak punya fasilitas ruang khusus untuk menekan partikel virus. Ia juga was-was karena menangani pasien yang belum jelas positif atau negatif virus corona.
Cerita kehidupan tim medis Indonesia 'berperang' melawan virus corona Virus Corona: Warga Singapura ucapkan terima kasih kepada tenaga medis di hari Valentine Virus corona serang kejiwaan pasien: Dari teriak-teriak, serang petugas, berpikir kematian, hingga mencoba bunuh diri
"Karena kita tidak tahu pasien itu covid atau nggak, kalau di puskesmas. Kalau di RS bisa ketahuan, kalau itu benar-benar covid," katanya kepada BBC News Indonesia.
Berita Terkait
-
Melalui MPPDN, Mendagri Tegaskan Dukungan Terhadap Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan
-
Menkes Geram! Dokter Spesialis di Sumsel Dipaksa Lepas Masker dan Dianiaya Keluarga Pasien
-
MDP Jelaskan Perannya sebagai Penegak Disiplin Tenaga Medis-Kesehatan
-
Ketika Tenaga Medis Indonesia Dibantu AI
-
Viral! Ayah Orasi Depan RSUD Karawang: Gaji dari Negara, Kok Bayi Saya Meninggal?
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
Terkini
-
RK Klaim Tak Tahu Kasus Korupsi BJB, KPK Tanggapi Santai: Kami Punya Saksi dan Bukti Lain
-
Nasib Ketua PN Jaksel dan 3 Hakim Nonaktif Ditentukan Hari Ini di Kasus Suap CPO
-
Aceh Tamiang Masih Terisolasi Total Usai Banjir Bandang, Netizen Ramai-Ramai Minta Pertolongan!
-
Jelang HUT ke-48, BPJS Ketenagakerjaan Gelar "Risk Governance Resilience" demi Perkuat Integritas
-
Terdampak Banjir, SPPG di Aceh Ganti MBG dengan Menu Lokal dan Masak Pakai Briket Batu Bara
-
Tergiur Rp26 Juta, Pasutri Ini Ditangkap Saat Jadi Kurir Sabu 19 Kg di Tambora
-
Di Reuni 212, Muncul Usulan 2 Desember Jadi Hari Ukhuwah dan Libur Nasional
-
Bantah Tudingan Pro-Zionis, Gus Yahya Beberkan Fakta Pertemuan dengan Netanyahu
-
Tepati Janji: Gubernur Pramono Muncul di Reuni Akbar 212, Ini Reaksi Massa!
-
Reuni 212 Galang Donasi Rp10 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra