Suara.com - Pasien Covid-19 yang kini masih dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat harus bersabar karena tidak bisa dijenguk keluarga di Hari Idulfitri 1441 Hijriah yang jatuh pada Minggu (24/5/2020).
Kondisi tersebut tentu berpengaruh kepada psikologis masing-masing pasien.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan pasien-pasien yang beragama Islam tentu akan merayakan hari lebaran berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan main-main, mereka tidak bisa berkumpul dengan keluarga karena tidak boleh ada yang menjenguk.
"Kecemasan untuk ingin ketemu keluarga, kecemasan untuk ingin berlebaran ini menjadi hal yang dominan," kata Yuri saat konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun YouTube BNPB, Sabtu (23/5/2020).
Masalah psikologis itu tentu akan menambah masalah yang sudah ada sebelumnya. Sebagian besar pasien yang dirawat di RSD Wisma Atlet termasuk ke dalam kategori pasien mandiri.
Mereka tidak diinfus dan tidak dipasangi oksigen sehingga bisa bergerak bebas. Akan tetapi ruang gerak mereka dibatasi. Mereka hanya bisa bergerak bebas di lantai tempat mereka dirawat saja.
"Inilah yang kemudian secara spesifik akan menimbulkan permasalahan-permasalahan psikologis. Apalagi tidak boleh ditengok oleh keluarganya," ujarnya.
Namun Yuri cukup lega lantaran ada tim medis khusus yang menangani masalah psikologis dari pasien. Semua yang dilakukan tim medis diupayakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
Bukan hanya pasien yang akan merayakan hari lebaran tanpa keluarga, tetapi juga seluruh tim medis yang harus menangani pasien-pasien Covid-19 tanpa terkecuali di hari raya. Para tim medis dikatakan Yuri sangat memahami kondisi saat ini yang membuat mereka harus menunda merayakan Idulfitri bersama keluarga besar.
Baca Juga: Kabar Baik, Sudah 1.780 Pasien Sembuh Setelah Dirawat di RSD Wisma Atlet
Besarnya pengorbanan para tenaga medis menjadikan Yuri berharap masyarakat bisa menyadari bahwa penanganan Covid-19 bukan hanya dilakukan oleh satu kelompok, tetapi oleh seluruh elemen masyarakat.
"Ini adalah pekerjaan kita semua secara bersama-sama, secara bahu membahu, bergotong rotong. Oleh karena itu, mari kita patuhi semua arahan yang sudah diberikan oleh pemerintah," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Sehari Mau Lebaran, Pasien Positif Corona RI Melesat Jadi 21.745 Kasus
-
H-1 Lebaran, Kasus Positif Covid-19 Naik Lagi Dekati 1.000 Orang
-
LIVE STREAMING: Update Covid-19 Sabtu, 23 Mei 2020
-
Jubir Covid-19 Bolehkan Warga Beli Baju Lebaran di Pasar Saat Pandemi
-
Achmad Yurianto: Indonesia Punya 104 Laboratorium Deteksi Spesimen Covid-19
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?