Suara.com - Beredar video amukan keluarga pasien di Rumah Sakit (RS) Pancaran Kasih, Manado, Sulawesi Utara. Pihak RS diduga menyogok keluarga pasien agar pasien mau dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Dikutip dari Gopos.id -- jaringan Suara.com, Selasa (2/6/2020), pasien pria berusia 52 tahun meninggal dengan gejala pneumonia sehingga ditetapkan sebagai Pasien dalam Pengawasan (PDP). Dengan status tersebut, pihak RS memutuskan untuk menangani jenazah sesuai protokol Covid-19.
Namun, upaya RS mendapatkan penolakan dari keluarga pasien. Sebab, keluarga beranggapan pasien meninggal akibat penyakit ginjal, bukan terinfeksi virus corona.
Bahkan, beredar kabar pihak RS memberikan sejumlah uang kepada keluarga pasien agar pasien mau ditangani sesuai protokol Covid-19. Kabar tersebut langsung memantik emosi keluarga dan warga sekitar.
"Pihak RS ada kasih uang. Pas saya habis mandikan papa (jenazah), pihak RS mau kasih masuk peti. Tapi keluarga tidak mau. Baru pihak RS mau kasih uang, keluarga menolak," ujar anak pasien dalam rekaman video yang beredar.
Keluarga pasien bersama dengan warga ramai-ramai mendatangi kamar jenazah di RS dan membawa jenazah yang sebelumnya telah dirawat selama seminggu hingga akhirnya meninggal itu ke rumah. Aksi amukan warga itu terekam dalam video yang beredar luas di media sosial.
Warga dan keluarga pasien tampak mendobrak pintu kamar jenazah. Lalu mereka langsung membawa jenazah yang telah terbungkus kain kafan keluar dari RS untuk dibawa pulang.
Klarifikasi Pihak Rumah Sakit
Direktur Utama RS Pancaran Kasih, dr, Frangky Kambey membantah kabar adanya aksi menyogok pihak keluarga agar pasien dapat dimakamkan sesuai protokol Covid-19. Uang yang diberikan kepada keluarga bukanlah uang sogokan melainkan insentif untuk orang yang mengurusi jenazah.
Baca Juga: Update COVID-19 2 Juni, 2.399 Orang di RS Wisma Atlet Sembuh dari Corona
Frangky menjelaskan, sesuai kebijakan RS akan memberikan insentif kepada orang yang memandikan, mengkafani hingga mensalatkan jenazah. Saat itu, orang yang mengurusi jenazah hanya ada satu orang sehingga pihak RS memberikan insentif lainnya untuk orang itu.
"Kebetulan yang memandikan, mengkafani dan mensalatkan jenazah hanya seorang, biasanya tiga orang. Petugas laporan ada dua insentif yang tertinggal jadi saya minta diberikan kepada yang ada di kamar jenazah. Kebetulan di sana (kamar jenazah) ada keluarga," tuturnya.
Berita Terkait
-
Anak Kembali ke Sekolah, Peneliti Peringatkan Waspada 7 Gejala Covid-19 Ini
-
Akui Terkendala Corona, Jokowi: Renovasi Masjid Istiqlal Sudah 90 Persen
-
Cegah Covid-19, Polda Papua Gelar Patroli Malam
-
10 Tahun Kosong, RS Darurat COVID-19 Jatim Disebut Banyak Kuntilanak
-
Ilmuwan: Udara Lebih Hangat Kurangi Transmisi Covid-19, Tapi Tak Signifikan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Aset Sudah Disita tapi Belum Diperiksa, KPK Beri Sinyal Tegas untuk Ridwan Kamil
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
-
Jaga Warga Diperluas hingga Pedukuhan, Kapolri Tekankan Penyelesaian Masalah Lewat Kearifan Lokal
-
Polisi: Pelaku Ledakan SMAN 72 Pesan Bahan Peledak Online, Kelabui Ortu Pakai Alasan Eskul
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN