Suara.com - Para ahli memperingatkan puluhan juta anak-anak berisiko meninggal akibat program vaksinasi yang tersendat karena pandemi virus corona.
Setidaknya 68 negara telah terdampak pandemi - beberapa di antaranya menghentikan program vaksinasi sepenuhnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan banyak negara untuk menunda vaksinasi mereka untuk menekan penyebaran virus corona.
Akan tetapi kini beberapa organisasi menyatakan kekhawatirannya akan dampak jangka panjang penundaan vaksinasi ini.
Mereka khawatir ribuan anak berisiko mati sia-sia setiap harinya akibat vaksinasi yang terkendala ini.
Di sebuah klinik yang biasanya penuh sesak di ibukota Nigeria, Naimey, ruang tunggu tampak sepi.
Ada hampir 1.000 kasus Covid-19 yang dilaporkan di negara ini.
Tetapi polio, yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian, juga kembali muncul - empat kasus baru telah dilaporkan sejak Februari.
Zeinabou Tahirou duduk dengan jilbab merah muda dan masker berwarna biru, menggendong bayi perempuannya, Fadila.
Baca Juga: Biayai Pemakaman George Floyd, Ini Koleksi Mobil Petinju Floyd Mayweather
"Saya sangat takut datang ke sini, karena Virus Corona," tuturnya.
"Tapi tenaga medis bilang ke saya betapa penting imunisasi ini dan apa yang harus saya lakukan agar tetap aman - seperti mencuci tangan sepanjang waktu."
Ada beberapa alasan mengapa vaksinasi untuk anak-anak tersendat, termasuk:
Orang tua ketakutan terpapar Covid-19 jika mereka meninggalkan rumah Fokus tenaga medis tersita untuk menangani pandemi Kesulitan mendapatkan pasokan vaksin ke klinik-klinik
"Campak sedang meningkat, difteri, kolera," kata direktur eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Henrietta Fore.
"Jadi ini akan jadi masalah yang nyata.
"Kita telah menaklukan banyak penyakit yang dapat dicegah ini untuk anak-anak."
Sekarang, ada kekhawatiran besar bahwa pencapaian ini bisa "terhapus".
Setidaknya 80 juta anak-anak di bawah umur berisiko
Diperkirakan jumlah bayi yang kehilangan vaksinasi rutin karena pandemi Virus Corona:
Asia Tenggara - 34,8 juta Afrika - 22,9 juta
Wabah penyakit mematikan, selain Covid-19, yang dapat dicegah saat ini:
Nepal dan Kamboja - campak Ethiopia - campak, kolera dan demam kuning
Sumber: Organisasi Kesehatan Dunia, Unicef, Lembaga Vaksin Sabin dan Gavi, Aliansi Vaksin
Pemodelan terbaru oleh Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menunjukkan gangguan pada jenis layanan kesehatan penting bagi perempuan dan anak-anak ini, dapat mengakibatkan sebanyak tambahan 6.000 anak meninggal setiap hari.
"Yang kami perkirakan sepenuhnya adalah penyakit-penyakit ini akan datang kembali," kata kepala departemen imunisasi dan vaksin WHO Kate O'Brien.
"Dan itu artinya ... adalah kita akan melihat kematian anak-anak dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam waktu belakangan ini."
Tetapi situasi yang berpotensi menghancurkan ini masih dapat dicegah, "jika pemerintah bertindak sekarang".
Peringatan tersebut muncul ketika para pemimpin global bertemu untuk KTT Vaksin Global, pada hari Kamis (04/06) yang digelar di Inggris.
Negara-negara dan organisasi donor diharap untuk menggelontorkan dana US$ 7,4 miliar, atau sekitar Rp106, 3 triliun, untuk memastikan Gavi, Aliansi Vaksin dapat terus memberikan vaksin yang menyelamatkan jiwa ke beberapa komunitas termiskin di dunia, baik selama pandemi maupun setelahnya.
Pemimpinnya, Dr Seth Berkley, mengatakan memastikan sistem vaksinasi rutin berjalan kembali secepat mungkin, sangat penting.
"Ketika Anda memiliki dampak besar pada [layanan] vaksin seperti ini, perlu beberapa waktu untuk membangun kembali beberapa sistem di sekitarnya," katanya.
"Ketika kami dengan cepat bergerak maju mendapatkan vaksin Covid-19, ini adalah adalah sistem yang sama yang akan kami gunakan untuk memberikan vaksin itu juga."
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?