Suara.com - Pertikaian diplomatik antara Australia dan China kini melebar ke sektor pendidikan. China menganggap tidak aman bagi warganya untuk kuliah di Australia karena meningkatnya "serangan rasis".
Tudingan China tersebut dilontarkan hari Selasa (9/06), dengan memperingatkan "mahasiswa yang ingin kuliah di luar negeri agar berhati-hati memilih Australia atau kembali kuliah di Australia".
Sekitar 1,5 juta mahasiswa akan kembali ke kampus-kampus di Australia ketika perkuliahan normal dimulai kembali pada Juli mendatang.
Data menunjukkan bahwa mahasiswa China yang kuliah di luar negeri mayoritas memilih Australia dibandingkan negara lain.
Sejak terjadinya pandemi covid-19, kebanyakan mahasiswa internasional kembali ke negara asalnya dan tidak bisa masuk ke Australia akibat penutupan perbatasan sejak Februari.
Tudingan China itu dibantah oleh kalangan perguruan tinggi Australia melalui 'Group of Eight', yaitu asosiasi delapan perguruan tinggi terkemuka di Australia.
CEO 'Group of Eight', Vicki Thomson menyatakan pihaknya telah menghubungi Kedutaan Besar China untuk menanyakan apakah ada peristiwa serangan rasis terhadap mahasiswa asal China yang mereka ketahui.
"Kami menanyakan kepada Kedubes China mengenai kejadian yang mereka ketahui dan perlu kami ketahui agar bisa diselesaikan secara bersama-sama," katanya seperti dilaporkan ABC News.
"Mereka tidak bisa menyampaikan kepada kami karena menurut mereka sendiri tidak ada kasus," kata Vicki Thomson.
Baca Juga: Gandeng Polri, Kemenlu Dalami Kasus Dua ABK yang Lompat dari Kapal China
Vicki Thomson, CEO Group of Eight, asosiasi delapan perguruan tinggi terkemuka di Australia.
Ia mengaku kecewa dan menyebut tudingan China itu tidak berdasar.
"Sangat memprihatinkan bila sektor pendidikan internasional khususnya dengan China, kembali dipertaruhkan dalam permainan politik yang bukan disebabkan oleh kami," jelasnya.
Menteri Pendidikan Australia, Dan Tehan juga menolak tudingan jika Australia tidak aman bagi mahasiswa internasional.
"Australia merupakan pilihan populer bagi mahasiswa internasional karena kita ini masyarakat multikultur yang menerima mahasiswa internasional dan menyediakan layanan pendidikan kelas dunia," katanya dalam pernyataan yang diterima ABC.
"Keberhasilan kita dalam menurunkan kurva penyebaran virus corona menjadikan negara kita paling aman di dunia bagi mahasiswa internasional saat ini," tambah Menteri Tehan.
Berita Terkait
-
Rayakan Pencabutan Lockdown, Warga Moskow Penuhi Taman dan Berfoto
-
Ada Penyebaran Tanpa Gejala dan Pra-Gejala pada Virus Corona, Apa Bedanya?
-
Lagi Wabah Corona, Jember Anggarkan Rp 2,6 Miliar untuk Beli Karangan Bunga
-
China Tidak Lagi Pakai Trenggiling Sebagai Obat Tradisional, Ini Alasannya
-
Curi Tas Louis Vuitton Harga Ratusan Juta, WNI Ditangkap di Australia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Jerat Impor Tembakau: Saat Petani Lokal Merugi dan Rokok Murah Mengancam Remaja
-
Banjir Kepung Sumatera: Puan Minta Pemerintah Gercep Evakuasi, Perintahkan Anggota DPR Turun
-
Bencana Ekologis Mengepung Indonesia, Wakil Ketua MPR Desak Pemerintah Percepat Aksi Iklim
-
Tegaskan Belum Hentikan Kasus Arya Daru, Polisi Buru 'Dalang' Medsos dan Dalami Sidik Jari Misterius
-
Fisik Mulai Pulih, Psikis Belum Stabil: Pemeriksaan F Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih Tertunda
-
Babak Baru Kasus Alvaro Kiano: Polisi Dalami Keterlibatan Pihak Lain, Siapa Komplotan Alex?
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
-
Viral Bocah SD PP Naik KRL Tangerang-Jakarta Demi Sekolah, Rano Karno: Kamu Hebat Nak!
-
Babak Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Polisi Gelar Perkara Khusus, Nasib Roy Suryo Cs Ditentukan
-
Jelang Nataru, Polda Metro Jaya Siagakan 1.500 Satpam dan Satkamling