Suara.com - Jenazah pesepak bola muda asal Meksiko yang meninggal dunia usai ditembak petugas polisi, diberikan kesempatan mencetak gol untuk terakhir kalinya. Momen haru ini, belakangan jadi perbincangan hangat di media sosial.
Dalam video yang diunggah pengguna twitter Jacob Ortiz (@jacobryanortiz), nampak sebuah peti berisikan jasad Alexander Martinez Gomez, dibawa ke lapangan tempatnya biasa bermain bola sebelum dimakamkan.
Rekan satu tim Alexander, memberikan kesempatan bagi remaja berusia 16 tahun yang telah tiada itu untuk sekali lagi menendang bola, sebelum dibawa ke tempat peristirahatan terakhir.
Belasan anak laki-laki berkerumun di depan gawang, begitu pula dengan peti Chander, panggilan akrab Alexander. Salah satu dari mereka kemudian mengoper bola ke peti dan bola yang terpantul tersebut kemudian melesat masuk ke gawang.
Gol tersebut kemudian disambut dengan sorak sorai yang ada dilapangan. Mereka bertepuk tangan lalu berhamburan memeluk peti Chander.
Menyadur The Guardian, Chander yang merupakan pemain sepak bola semi-profesional dari desa Vicente Camalote, Oaxaca, tewas setelah terkena tambakan polisi saat membeli soda di pom bensin.
Penyebab insiden penembakan yang terjadi pada Selasa (9/6/2020) ini tidak diketahui secara pasti. Berdasarkan pengakuan dari pihak keluarga, Chander yang tengah mengendarai sepeda motor, terkena tembakan dari mobil patroli. Penembakan ini juga melukai seorang remaja berusia 15 tahun yang merupakan teman dari Chander.
"Sebuah peluru ditembakkan langsung ke sembilan pemuda yang mengendarai sepeda motor, dan karena (Alexander) berada di barisan depan, ia langsung meninggal," ujar Jaksa penuntut umum negara bagian Oaxaca, Ruben Vascocelos.
Bukti yang dikumpulkan oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia menunjukkan bahwa pasukan keamanan di Meksiko secara rutin bertanggung jawab atas pelecehan, penyiksaan, dan pembunuhan di luar pengadilan.
Baca Juga: Heboh Bule Tinggi Besar Naik Yamaha NMax, Ternyata Pebasket
“Ini benar-benar campuran yang tidak stabil dari kurangnya pelatihan, ketidakmampuan untuk menarik orang-orang yang berkualitas dan kurangnya pengawasan,” kata Falko Ernst, analis senior Meksiko dengan International Crisis Group
Tragedi penembakan ini menghentikan langkah Chander dalam mengejar impian menjadi pesepak bola handal.
"Dia ingin tinggal di Meksiko untuk mengikuti mimpinya menjadi pemain sepak bola dan bermain untuk Meksiko," ujar ibu Chander, Virgiana Gomez.
Chander dikatakan telah mendapatkan beasiswa kuliah di negara bagian tetangga Veracruz, di mana ia bermain secara profesional dengan klub divisi tiga Rayados de Tierra Blanca, afiliasi tim teratas Monterrey.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana