Suara.com - Sebuah studi global menemukan bukti kuat bahwa virus Corona terus bermutasi di mana jenis terbaru lebih mudah menular dan menginfeksi manusia.
Penelitian yang diterbitkan di Jurnal Cell, Kamis (2/7/2020) itu menulis bahwa mutasi telah memengaruhi protein spike--struktur yang digunakan untuk menginfeksi sel--virus Corona.
Menyadur CNN, Jumat (3/7/2020), mutasi pada protein spike dikatakan membuat virus bernama ilmiah Sars-CoV-2 itu lebih mudah menular.
Mutasi yang disebut G614 itu disebut ilmuan telah menggantikan versi pertama yang menyebar di di Eropa dan AS, yang disebut D614.
"Data pelacakan global kami menunjukkan bahwa varian G614 di Spike telah menyebar lebih cepat daripada D614," kata ahli biologi teoritis Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory dan rekannya dalam laporan.
"Kami menafsirkan bahwa virus ini kemungkinan jadi lebih menular."
Meski muttasi membuat virus Corona kian menular, penelitian itu melaporkan sedikit kabar baik bahwa Sars-CoV-2 versi baru ini tidaklah lebih berbahaya dari sebelumnya.
"Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 pada tingkat keparahan penyakit," beber Korber.
Lawrence Young, seorang profesor onkologi medis di Universitas Warwick di Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyambut baik temuan itu.
Baca Juga: Gara-gara Pandemi Covid-19, Target Selesai Proyek MRT Fase II Bakal Mundur
"Pekerjaan saat ini menunjukkan bahwa sementara varian G614 mungkin lebih menular, tapi tidak lebih patogen," beber Young.
"Ada harapan bahwa ketika infeksi SARS-CoV-2 menyebar, virus mungkin menjadi kurang patogen," tandasnya.
Berita Terkait
-
Kabar Baik, Uji Vaksin Covid-19 pada Manusia Tunjukkan Hasil Awal Positif
-
Update Virus Corona Covid-19 Global: 99 Persen Pasien Miliki Gejala Ringan
-
Lakukan Ini Jika Tinggal Serumah dengan Orang Tua saat Pandemi Covid-19
-
WHO Ingatkan Kasus Virus Corona Masih Mungkin Akan Terus Bertambah
-
Positif! Kadis Kelautan dan Perikanan Jabar Meninggal karena Virus Corona
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta
-
Rajiv Komisi IV Minta Kemenhut Gandeng Polri Jaga Taman Nasional dan Kawasan Hutan