Suara.com - Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean melayangkan kritik tajam kepada institusi gereja. Hal ini sehubungan dengan adanya kasus pelecehan seksual yang menimpa 23 anak di sebuah Gereja Katolik di kawasan Depok, Jawa Barat.
Melalui akun Twitter-nya @FerdinandHaean3, politisi yang aktif di media sosial itu berharap agar pelaku pelecehan seksual dihukum seberat-beratnya. Ia juga meminta agar pelaku dikenai pasal berlapis.
"Pak polisi, mohon pelaku ini kenakan pasal berlapis-lapis, jangan dikasih hati sedikitpun pelaku-pelaku yang bejat seperti ini," kata @FerdinandHaean3 via Twitter.
Bahkan, ia meminta pelaku dihukum mati lantaran kesalahan yang diperbuat dinilai telah melampaui batas. Pelecehan yang dilakukan oleh pelaku juga dianggap menghina martabat banyak orang.
"Kalau sekiranya ada ancaman hukuman mati, dihukum mati saja. Manusia seperti ini tak layak hidup di muka bumi. Kelakuan hina, moral sampah!!" katanya.
Sebelumnya, kanal YouTube VOA Indonesia merilis video pengakuan para korban yang diduga telah dilecehkan oleh seorang oknum gereja berinisial SPM. Pelecehan seksual yang menimpa 23 anak itu bahkan berlangsung selama 20 tahun hingga sang anak kini telah tumbuh dewasa.
Salah seorang ayah korban bercerita jika anaknya pernah disodomi oleh pelaku hingga mengakibatkan trauma dan luka mendalam baik bagi korban maupun anggota keluarga lainnya.
"Anak saya dilecehkan oleh pelaku sampai 7 kali. Kemaluan pelaku ditempelkan kepada anak saya kemudian anak saya dianal," ungkap ayah korban dalam video yang tayang di kanal YouTube VOA Indonesia, Senin (6/7/2020).
Hingga saat ini, laporan yang masuk ke kepolisian baru dua orang. Padahal, setelah kasus ini ramai, total korban bertambah dari semula belasan, kini telah mencapai 23 orang.
Baca Juga: Alami Pelecehan, Cinta Kuya Takut Beritahu Uya Kuya
Berita Terkait
-
Alami Pelecehan, Cinta Kuya Takut Beritahu Uya Kuya
-
Diburu Polisi, Tersangka Pelecehan Seksual Eks Kepala P2TP2A Ada di Banten
-
Punya Tetangga Obsesif, Curhat Perempuan yang Dilecehkan Selama Lockdown
-
Curhat Wanita Dipaksa Layani Berahi Abdi Negara saat Berada di Rumah Sakit
-
Menteri PPPA Minta DPR Prioritaskan Kembali RUU PKS
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia