Suara.com - Keluarga pasien reaktif Virus Corona di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara kembali membuat geger. Pihak keluarga yang tidak terima pasien dikubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus nekat membuka paksa peti dan kain kafan jenazah.
Peristiwa itu terjadi di TPU Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, pada Sabtu (25/7/2020) sore. Foto kondisi kafan jenazah yang terbuka dan masih mengenakan daster itu pun sontak menjadi viral.
Lurah Suka Maju Harry Agus Perdana yang dikonfirmasi pun membenarkan ada warganya yang membuka paksa peti jenazah reaktif Corona dari Rumah Sakit Sembiring.
"Ketika saya hadir dilokasi, kondisi peti jenazah sudah terbuka. Tidak tahu pasti siapa yg membuka. Ada info dilapangan bahwa pihak keluarga yg membuka peti," kata Harry, Minggu (26/7/2020).
Dikatakan Harry, pasien yang meninggal tersebut belum dipastikan positif Corona. Namun hasil dari rapid test, terkonfirmasi reaktif.
Pasien diketahui dirawat di rumah sakit pada Kamis (23/7/2020) malam. Keesokan harinya pasien meninggal dunia.
"Pasien belum dipastikan positif Covid19. Keterangan dari rumah sakit bahwa pasien ada historis penyakit jantung. Jadi belum keluar hasil Swab," ujarnya.
Menurut rumah sakit, semula pemakaman akan dilakukan di TPU khusus Covid-19 yang berada di Simalingkar Medan dengan protokol Covid-19. Namun, pihak keluarga memaksa untuk dimakamkan di TPU umum di Kelurahan Suka Maju.
"Akhirnya hasil kesepakatan keluarga dengan rumah sakit bahwa keluarga dibolehkan mengebumikan jenazah ibunya dengan syarat harus mengikuti protokol Covid-19," ungkapnya.
Baca Juga: Detik-detik Warga Bongkar Peti Jenazah Pasien Covid-19, Riuh Suara Tangis
Namun kata Harry, saat proses penguburan oleh pihak rumah sakit, keluarga melanggar protokol dengan ikut ke pemakaman dan membuka peti. Setelah itu, pihak keluarga juga membuka kain kafan jenazah dan anggota keluarga protes melihat jenazah masih mengenakan pakaian daster. Keluarga curiga jika jenazah belum dilakukan fardu kifayah atau memandikan.
"Tidak jelas apa alasan keluarga membuka peti, tapi informasi yang kita dapat alasannnya lantaran peti tidak muat ke lubang kuburan. Tapi kalau nggak muat pun harusnya kan nggak boleh dibuka," sesal lurah Harry.
Harry bersama sejumlah perangkat kelurahan kemudian menuju ke TPU untuk mencari kebenaran dugaan dari keluarga jenazah.
Pihak kelurahan memanggil perwakilan Rumah Sakit Sembiring, guna mempertanyakan dugaan yang dikatakan oleh keluarga. Jawaban pihak rumah sakit mengatakan bahwa telah dilakukan fardu kifayah.
"Pihak rumah sakit yang diwakilkan oleh seorang perawat mengatakan kalau jenazah sudah dimandikan (fardu kifayah). Dia sampai bersumpah, sehingga kita ambil keputusan pengebumian tetap dilanjutkan secara protokol Covid-19," ujar Harry.
Harry menyesalkan sikap keluarga yang melanggar kesepakatan akan mematuhi protokol Covid-19. Kenyataannya justru pihak keluarga membuka peti dan tidak patuh dengan kesepakatan.
Untuk memutus rantai penularan dan mengantisipasi kemungkinan buruk, kelurahan meminta pihak keluarga untuk melakukan isolasi mandiri.
"Keluarga kita intruksikan isolasi mandiri. Dan langkah selanjutnya akan dilakukan rapid test oleh pihak puskesmas untuk memastikan kondisi keluarga yang berhadir di pemakaman," tutupnya.
Kontributor : Muhlis
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Krisis Keracunan MBG, Ahli Gizi Ungkap 'Cacat Fatal' di Dalam Struktur BGN
-
5 Kejanggalan Bangunan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Roboh Timpa 100 Santri yang Sedang Salat
-
Bumerang buat Prabowo? Legislator NasDem Usul Diksi 'Gratis' dalam MBG Dihapus: Konotasinya Negatif!
-
Sebulan Hilang Usai Aksi 'Agustus Kelabu', KontraS Desak Polda Metro Serius Cari Reno dan Farhan!
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?
-
Cecar Kepala BGN di Rapat Soal MBG, Legislator PDIP: Tugas Kami Memang Menggonggong