Suara.com - Sekolah Satuan Pendidkan Kerjasama (SPK) merupakan satuan pendidikan yang diselenggarakan atau dikelola atas dasar kerja sama antar Lembaga Pendidikan Asing (LPA) yang terakreditasi atau diakui di negaranya dengan lembaga pendidikan di Indonesia, baik dalam bentuk formal maupun non formal, dan dijalankan dengan Undang-Undang yang berlaku.
Hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 31 Tahun 2014 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang mana per 31 Desember 2014, semua sekolah internasional di Indonesia berubah status menjadi SPK.
Guru SPK sendiri, bukan merupakan guru yang bertugas di sekolah nasional biasa. Guru SPK bertugas di lembaga pendidikan yang bekerja sama dengan LPA. Pemerintah mewajibkan mereka untuk memiliki kompetensi dan standar tinggi.
Standar tinggi ini, salah satunya diwujudkan dengan keharusan memiliki dua sertifikasi sebelum mengajar, yaitu dari lembaga pendidikan Indonesia dan LPA. Dua sertifikasi tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa para guru SPK mampu memberikan pembelajaran yang maksimal bagi anak-anak didik, ketika kegiatan belajar-mengajar dilakukan.
Syarat yang diberikan pemerintah Indonesia soal dua sertifikasi bagi guru SPK ini disambut baik oleh Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf M Effendi. Ia menilai, dua sertifikasi ini akan memberikan jaminan bagi bertumbuhnya nilai-nilai ke-Indonesiaan siswa, termasuk siswa di sekolah SPK.
“Nilai-nilai budaya dan kewarganegaraan Indonesia menjadi penting diajarkan kepada siswa. Hal ini menjadi bagian dari standar nilai,” ujarnya, ketika dihubungi Suara.com, Sabtu (25/7/2020).
Keharusan sekolah SPK untuk memperhatikan nilai budaya dan selalu menjaga nilai ke-Indonesiaan diamini oleh Imam Husnan Nugroho. Kepala sekolah SMA Kharisma Bangsa, Banten, ini mengatakan, pada hari-hari besar nasional, SPK Kharisma Bangsa selalu berusaha merayakannya bersama dengan siswa-siswinya.
Upacara-upacara Hari Pendidikan Nasional, Hari Sumpah Pemuda, Hari Kartini, dan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI, selalu menjadi bagian dari kehidupan pembelajaran SPK Kharisma Bangsa setiap tahun. Tak lupa di Hari Kartini, mereka pun diwajibkan memakai pakaian daerah Indonesia.
Upaya menjaga nilai-nilai ke-Indonesiaan ini juga dilengkapi dengan berbagai kegiatan sosial, yang merupakan wujud kepedulian Kharisma Bangsa bagi sesama.
Baca Juga: Mengenal POP, Program Organisasi Penggerak Kemendikbud
“Di saat hari raya Idul Adha, kami biasa melakukan pemotongan hewan kurban. Kegiatan ini dilakukan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang telah dilimpahkan-Nya dan untuk meningkatkan rasa sayang terhadap sesame, dengan berbagi rezeki berupa daging kurban," kata Imam.
Selain berkurban, SPK Kharisma Bangsa juga memberikan paket bagi anak-anak yatim saat Maulid Nabi. Untuk tujuan tersebut, Kharisma Bangsa melakukan pengumpulan dana dan pembagian paket atau bingkisan pendidikan bagi anak-anak yatim dari lingkungan sekitar sekolah.
Tak lupa di saat Ramadan, sekolah ini juga melakukan serangkaian kegiatan, seperti buka puasa bersama anak yatim, pembagian paket buka puasa dan sembako untuk fakir miskin dan masyarakat sekitar.
Di samping kegiatan-kegiatan sosial dalam bidang keagamaan, Kharisma Bangsa juga memiliki empat jenis beasiswa yang diberikan kepada anak didik dan masyarakat pada umumnya. Keempat beasiswa tersebut adalah beasiswa prestasi olimpiade sains, beasiswa olahraga, beasiswa tahfiz Quran, dan beasiswa yatim dan lingkungan.
"Beasiswa keempat, yaitu bagi yatim dan lingkungan, diberikan khusus bagi mereka yang tak mampu," tegas Imam. Nilai-nilai budaya dan ke-Indonesiaan tentu mutlak dijaga. Kualitas pendidikan akademis harus berjalan beriringan dengan rasa peduli pada sesama.
Nilai Keislaman Mutiara Harapan Islamic School
SPK Mutiara Harapan Islamic School (MHIS) pun menyatakan punya cara untuk menjaga nilai-nilai keislaman anak-anak didiknya. SPK yang terletak di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, ini memiliki tujuan untuk melahirkan lulusan yang berdaya saing, baik secara nasional maupun internasional melalui program-program unggulan.
"Kami ingin menumbuhkan potensi siswa secara maksimal dalam aspek nilai-nilai Keislaman dan memiliki profil lulusan yang berdaya saing baik nasional maupun internasional melalui program-program unggulan," ujar Kepala SD dan SMP Mutiara Harapan Islamic School, Jamaludin.
Salah satu keunggulan yang patut dibanggakan MHIS saat ini adalah sejumlah kompetisi bertaraf nasional dan internasional yang berhasil diikuti para siswa, yaitu ICAS, English speech contest, dan English spelling Bee, telah dimenangkan para murid MHIS.
Jamaludin menambahkan, sekolah yang ia pimpin tersebut merupakan satu-satunya Sekolah Islam SPK yang terakreditasi A pada tahun 2020 angkatan pertama.
Selain nilai keislaman, Jamaludin menilai, fasilitas sekolah, sarana dan prasarana juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Menurutnya, penggunaan fasilitas harus mengacu pada tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian siswa.
MHIS sendiri memiliki fasilitas pendukung pembelajaran, antara lain lapangan olahraga, laboratorium IPA, ruang multimedia, ruang sumber belajar, area seni, perpustakaan, mushala, mini theatre, ruang bimbingan dan konseling, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), area bermain, panggung siswa, dan kantin.
"Selain fasilitas fisik, sekolah juga memiliki dedicated internet. Selama home learning, kami menjalankan Students and Parents Support, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pendidikan dan kondisi psikologis siswa dan orangtua selama home learning," tambahnya.
Jamaludin menyebut, MHIS memiliki beberapa target dalam mencetak generasi unggul melalui program-program yang disediakan, termasuk melaksanakan pendekatan yang lebih inovatif dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas mutu pembelajaran daring (Online Learning) dengan memaksimal fungsi Learning Management System (LMS) sekolah sebagai upaya digitalisasi pendidikan.
Berita Terkait
-
Kreatif, Handy Talky Jadi Alternatif Pengganti Kelas Online
-
Jadwal Belajar dari Rumah TVRI, Selasa 28 Juli 2020: Bilangan Bulat
-
Ortu Protes, Materi Belajar di Rumah Terlalu Banyak dan Sulit Diserap Anak
-
Keberhasilan Anak Belajar di Rumah Sangat Tergantung pada Peran Orangtua
-
Tak Butuh Internet, Siswa Sikka Belajar di Rumah Pakai Radio
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India